Selamat Datang ,Dan Selamat Membaca, Enjoyy :)

Tuesday 12 November 2013

Hacker Indonesia Retas Ratusan Website Australia

Sekelompok hacker yang mengatasnamakan diri mereka Peretas Indonesia telah meretas 170 website di Australia. Mereka mengganti tampilan halaman website yang diretasnya itu dengan tulisan berbahasa Indonesia dan Inggris serta elemen yang berhubungan dengan Indonesia.

Ausie

Serangan siber itu disinyalir setelah adanya tuduhan, pemerintah Australia bekerjasama dengan Amerika Serikat untuk melakukan penyadapan dan mata-mata terhadap pemerintah Indonesia. Tunduhan itu pun muncul setelah mantan karyawan Badan Keamanan Nasional (NSA) AS, Edward Snowden membocorkan laporan terbaru mengenai tindakan mata-mata pemerintah AS.

Sewaktu peretasan berbagai website itu terjadi ketika Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa sedang berada di Australia. Mendengar adanya hal tersebut, Marty pun langsung menyatakan protes keras dan meminta penjelasan resmi terhadap Peretas Indonesia. Meskipun begitu, bila seandainya dugaan penyadapan yang dilakukan Australia bersama AS itu benar, Marty atas nama pemerintah Indonesia turut mengecam tindakan tersebut.

Di halaman website yang disusupi, peretas menulis kalimat dengan tulisan berwarna biru seperti, “Maaf Admin, ini bukan lawakan atau imipian, ini nyata”. Lalu di baris berikutnya yang berwarna merah tertulis, “Katakan kepada pemerintah kalian, hentikan kegiatan mata-mata ilegal terhadap warga Indonesia,” tulis mereka di website brisbanetimberwindows.com.au, seperti dilansir dari BBC.

Selain itu, mereka juga memasang lagu kebangsaan Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki yang dinyayikan ulang dalam versi rock dan ditambahi dengan pidato Presiden RI yang pertama, Soekarno. Terdapat juga gambar kartun berbaju merah dengan membawa tongkat bendera merah putih di bagian paling atas halaman website.

Adapun beberapa domain website yang mereka retas, yakni berakhiran .com.au dan .net.au. Sementara isi konten di dalam website tersebut, seperti jasa binatu, layanan perbaikan ledeng, serta usaha bisnis kecil lainnya yang dijalankan warga Australia. Berbagai website tersebut diduga tidak memiliki hubungan apapun dengan pemerintah Australia.

No comments:

Post a Comment