Selamat Datang ,Dan Selamat Membaca, Enjoyy :)

Tuesday 11 January 2011

Delia 'Ecoutez' si Workaholic Penuh Prestasi


(TGC-Achievemenets) Siapa bilang menjadi anak seorang musisi itu serba enak? Delia, vokalis grup band Ecoutez malah mengalami beribu kesulitan untuk melebur dengan para musisi jazz ketika ia beranjak dewasa. Hal inilah yang membuat Delia sadar bahwa kesuksesan yang diraihnya begitu penuh perjuangan. Wanita bertubuh langsing ini pun lancar menceritakan kisah suksesnya kepada TGC NEWS.

Sore itu, Delia terlihat sedikit lelah. Namun ia tetap semangat melayani para pembeli yang ingin mampir ke stand pakaian koleksinya.

Delia ketika itu sedang mengikuti acara bazaar di sebuah pusat perbelanjaan seputar Jakarta Selatan. Padahal, malamnya ia juga kudu bersiap untuk bernyanyi mengisi sebuah acara.

Namun, mantan penyanyi cilik itu tak takut lelah. Ia bahkan menyempatkan diri untuk ngobrol santai dengan awak TGC.

“Aku nggak pernah merasa capek, padahal sebetulnya badanku capek banget. Tapi aku senang.” Katanya membuka perbincangan sore itu.

Delia memang sibuk. Jadwalnya bejibun tak hanya di kancah musik saja.Ia juga harus menyempatkan idri untuk menjadi presenter. Belum lagi mengurus butik nya yang terletak di wilayah Jakarta Timur. Namun semuanya ia jalani dengan happy. Sehingga rasa lelah yang menghimpitnya langsung sirna ketika ia melakukan pekerjaannya.

Berat sandang nama papa



Delia kecil amat senang bernyanyi. Ia kerap mengikuti lomba menyanyi tingkat nasional.Ketika berusia enam tahun, ia lantas ditawari menyanyi oleh sang ayah, Mamo Agil, yang ketika itu berprofesi sebagai musisi dan produser.

Ia lalu bergabung dengan Trio Laris. Laginya, Ular Putih sempat menjadi hits di era 90-an. 18 album anak-anaknya ketika itu sempat mendapatkan penghargaan sebagai penyanyi cilik paling produktif dari HDX Award.

Menginjak kelas 5 dan 6 SD, Delia mencicipi dunia presenter. Ia didapuk sebagai host acara anak-anak bertitel Klak-Klik.

Beranjak ABG, Delia ingin mencicipi bidang lainnya. Ia mulai vakum jadi penyanyi. Delia lalu mencoba dunia modelling, dengan menjadi model majalah remaja.

“Aku sempat jalan di catwalk selama dua tahunan.” Katanya.

Ketika SMA, Delia pun merindukan dunia musik yang pernah dicicipinya selagi anak-anak. Delia pun rajin membuat demo, namun selalu ditolak oleh produser.

“Karena nggak pernah diterima oleh produser, aku kemudian bermain sinetron dan jadi presenter.” Katanya. Delia sempat menjadi host Moto GP selama lima tahun di TV 7.

Usai menamatkan pendidikan Diploma III jurusan Public Relation di Inter studi, Jakarta, ia ditawari oleh Levi, salah satu personil The Fly untuk audisi di Ecoutez.

“Materinya sempat ada di aku sebulan. Karena aku pikir aku bukan penyanyi jazz., dan nggak pede untuk menyanyi jazz. Setelah mereka meyakinkan aku bahwa mereka mencari karakter bersuara pop, akhirnya aku tes, dan ternyata cocok. Sampai sekarang deh.” Ceritanya mengenai
band Ecoutez.

Darah seni Delia memang mengalir dari orangtuanya. Tak hanya ayahnya yang terkenal sebagai musisi, sang ibu ternyata adalah penyanyi yang dikenal di kota Palembang, tempat kelahirannya.

Memiliki ayah dan ibu orang berpengaruh di musik membuat Delia berat menyandangnya. Ketika ia beranjak dewasa, cap itu sempat membuatnya ciut.

Alhasil, ketika ia menjajaki dunia modelling, apalagi bernyanyi, tak hanya penyanyi lain yang mencibirnya, namun juga teman-teman dekatnya.

“Delia kan sudah artis dari dulu, makanya ia gampang jadi penyanyi sekarang.” Tuturnya menirukan sindiran teman-temannya.

Apalagi di kalangan jazz, Ecoutez termasuk anak bawang, karena bumbu jazz dan karakter suara pop Delia, membuat beberapa kalangan jazz menolak mereka untuk disejajarkan dengan musisi jazz lainnya.

Irama ringan dan karakter yang selalu dikritik, memang membuat Delia cs merasa ciut. Namun mereka ‘tebal muka’ dan terus menunjukkan kiprahnya di dunia music.

Hasilnya, Ecutez saat ini sudah memiliki fans setia.Mereka mulai dikenal sebagai band pop jazz. Mereka bahkan sempat meraih penghargaan dari Jazz Moment dari Dji Sam Soe.

Partisipasinya untuk melestarikan Pulau Komodo bersama Ecutez juga sempat mendapatkan penghargaan.

Delia seakan ingin membuktikan bahwa dedikasinya sebagai penyanyi, model, dan aktris, bukan semudah membalikkan telapak tangan, namun diraih dengan penuh perjuangan.


Sukses diakui sebagai penyanyi

Sebagai seorang penyanyi, Delia kini cukup merasa lega, bahwa dirinya ternyata sudah mulai diakui oleh khalayak. Namun untuk mencapai kesuksesan berkarir, belumlah klimaks.

“Aku cukup mensyukuri Allah memberi aku jalan seperti ini. Yang membuat aku merasa sukses adalah aku sudah diakui bahwa aku dan Ecoutez adalah penyanyi. Itu sudah cukup membuat aku merasa sukses. “jelasnya.

Namun untuk karir secara keseluruhan, Delia belum puas 100%. Bersama Ecutez, ia ingin mencapai go international. Lagu-lagu Ecoutez pun ingin terjual laris sebagai ring back tone.

“Buat aku sih definisi kesuksesan kalau memang karya aku dan dunia karir aku sudah diterima sama semua orang dan apa yang aku mau sudah tercapai.” Katanya.

Tamu-tamu Delia pun mulai berdatangan. Banyak yang ingin membeli, atau hanya melihat-lihat koleksi busananya. Karena sibuk, saya pun mohon pamit.

Perbincangan kali itu memberikan semangat baru bagi saya. Bahwa perkataan negatif banyak orang, bukan membuat saya semakin terpuruk, namun bisa menjadi pelajaran berharga.

No comments:

Post a Comment