Lenovo dikabarkan sedang melakukan pembicaraan untuk mengakuisi HTC. Ini mengingat pembuat smartphone asal Taiwan itu tengah berjuang dari carut marutnya pasar smartphone high-end mereka di seluruh dunia. Belum lama ini, pembuat HTC One itu juga telah menderita kerugian yang cukup besar.
Pembicaraan ini pun sudah terjadi sejak Agustus silam. Bahkan, hasil kesepakatannya pun akan ditutup pada awal tahun depan nanti. Laporan ini masih sebatas rumor. Pihak HTC pun menegaskan tidak tertarik untuk menjual sahamnya ke perusahaan lain. Namun, baik HTC maupun Lenovo berkomentar mengenai kemungkinan adanya kemitraan jenis lain.
“Kerja sama Lenovo dan HTC bisa saling menguntungkan dan akan bekerja dengan baik di pasar smartphone Cina,” kata Steven Tseng, analis dari Daiwa Capital Market dalam catatanya, dilansir Wall Street Journal.
Beberapa tahun lalu, Lenovo sempat mengakuisi divisi komputer milik IBM. Dari situ, muncul brand “ThinkPad” di setiap perangkat laptopnya. Ada kemungkinan nantinya, Lenovo ingin memiliki unit bisnis smartphone HTC dengan kolaborasi nama mereknya juga. Masih belum jelas juga mengenai hal ini.
Tseng mengatakan, HTC memeiliki rekam jejak yang telah terbukti dalam mengeluarkan perangkat smartphone high-end, meskipun saat ini sedang berjuang dengan pemasaran dan distribusi produknya. Lenovo, di sisi lain memiliki kemampuan distribusi yang kuat dan punya fokus ke smartphone midle-end dan low-end.
Selain itu, Lenovo pun menempati posisi kedua di pasar smartphone Cina. Bahkan pada laporan kuartal bbeberaa waktu lalu, untuk pertama kalinya, hasil penjualan smartphone dan tablet melebihi unit bisnis intinya, PC. Pertumbuhannya mencapai 132 persen dibanding tahun lalu.
Sementara HTC awal bulan ini, dilaporkan telah menderita kerugian penjualan, semenjak 2002 silam. Ini artinya, HTC baru kali ini menderita kerugian per kuartal sejak sebelas tahun terakhir. Kerugian yang dideritanya mencapai 3,5 miliar dolar Taiwan (Rp 1,3 triliun). Itu terjadi setelah penjualan smartphone mereka menurun sepertiga menjadi 47,05 miliar dolar Taiwan (Rp 18,5 triliun). Analis pun sampai menyarankan HTC agar segera mencari kemitraan baru atau melakukan merger dengan perusahaan IT lainnya. Menurut analis, hal itu guna menghindari terjepitnya pasar smartphone high-end antara Samsung-Apple dan pasar low-end smartphone Cina.
Belum lama ini, HTC juga telah menjual unit bisnis video mobile, Saffron Digital senilai US$ 48 juta (Rp 550 miliar). Itu harga yang sama saat mereka mengakuisi Saffron pada Februari 2011 silam. Bahkan guna menutupi kerugian lebih besar lagi, HTC pun berniat menjual 25 persen sahamnya yang tersisa di perusahaan headphone, Beats Electroinics sebesar US$ 285 juta (Rp 3,3 triliun). Kendati demikian, pendiri HTC, Cher Wang berulang kali mengatakan, Ia tak akan menjual perusahaan, meskipun harga sahamnya berada di titik yang lebih rendah.
No comments:
Post a Comment