Risiko keamanan mobile atas serangan malware telah melonjak selama dua tahun terakhir ini. Bahkan pada akhir tahun nanti, diperkirakan ada lebih dari satu juta malware yang akan menyerang ke smartphone pengguna. Sayangnya, menurut penelitian terbaru Juniper Research, lebih dari 80 persen pemilik smartphone masih belum terlindungi dari serangan tersebut pada tahun ini. Saat ini, kebanyakan dari mereka masih belum sadar akan pentingnya keberadaan perangkat lunak antivirus mobile.
Juniper Research mengakui, adopsi perangkat lunak keamanan masih rendah pada tahun ini. Sehingga, butuh waktu lima tahun agar pertumbuhannya bisa makin signifikan. Ada sejumlah faktor hal tersebut bisa terjadi, yakni kesadaran pengguna yang masih rendah mengenai serangan online ke perangkat mobile dan persepsi pengguna yang beranggapan, harga aplikasi antivirus mobile masih terbilang cukup mahal.
Pihaknya juga menemukan, adanya pertumbuhan di ruang enterprise tentang pentingnya produk keamanan bagi karyawannya yang dibekali smartphone perusahaan. Bahkan perusahaan rela meningkatkan anggaran TI dan pelatihan bagi karyawannya terkait keamanan di perangkat mobile. Mereka hanya tak ingin hacker bisa menyusup ke data rahasia perusahaan besar, hanya karena pegawainya lalai melindungi smartphone mereka.
Kendati demikian, menurut perkiraan laporan tersebut dalam waktu lima tahun ke depan sudah ada 1,3 miliar pengguna smartphone yang menginstal perangkat lunak keamanan mobile. Pengguna pun akan makin sadar bahwa fokus hacker telah bertransisi dari PC ke platform mobile.
Ekspansi kejahatan cyber di arena mobile yang kian melonjak, menurut Juniper juga berdampak positif bagi perusahaan penyedia keamanan mobile. Bukan hanya mereka, beberapa nama besar pun yang dulunya fokus ke antivirus PC pun, kini kian banyak menawarkan aplikasi keamanan versi mobile. Juniper mengatakan, ini bisa menciptakan aliran pendapatan yang baru bagi penyedia keamanan digital, khususnya mobile.
No comments:
Post a Comment