Selamat Datang ,Dan Selamat Membaca, Enjoyy :)

Sunday, 20 October 2013

Hands-On Review EGO Smart Beam: Proyektor Portabel Berukuran Kecil

Beberapa waktu lalu, sebuah perangkat dari EGO yang bernama Smart Beam hadir di lab. pengujian kami. Nama yang diusung oleh produk tersebut sempat membuat kami bingung dan menerka-nerka, produk apakah sebenarnya Smart Beam ini? Beberapa diantara kami menebak perangkat tersebut adalah sebuah produk yang berhubungan dengan jaringan nirkabel dari kata “Beam” yang disandangnya. Selain itu, ada juga yang menebak bahwa perangkat tersebut adalah senjata laser seperti yang biasa digunakan di film atau game bertema Sci-Fi. Namun, ternyata tebakan kami, terutama tebakan kedua, salah.

IMG_5300

Smart Beam adalah sebuah proyektor portabel yang berukuran sangat kecil. Proyektor tersebut memiliki ukuran yang bahkan tidak sampai seukuran telapak tangan seorang anak sekolah dasar! Walaupun begitu, proyektor tersebut benar-benar berfungsi layaknya sebuah proyektor standar dan bahkan memiliki speaker dan baterai internal! Lalu, kemampuan seperti apa saja yang ditawarkan oleh proyektor Smart Beam tersebut? Simak pembahasan kami dalam artikel berikut ini!

Paket Penjualan

IMG_5293
EGO Smart Beam hadir dalam kemasan box sederhana dengan ukuran tidak terlalu besar. Beberapa perlengkapan turut menemani unit Smart Beam dalam paket penjualan yang dikemas dalam box tersebut, yaitu:

Kabel HDMI to Micro HDMI dan kabel MHL.
Kabel HDMI to Micro HDMI dan kabel MHL.

Quick Start Guide
Quick Start Guide

Adapter daya
Adapter daya

Silicon case
Silicon case

Dalam paket penjualan Smart Beam, tersedia pula sebuah silicon softcase yang dapat digunakan untuk melindungi unit proyektor tersebut. Satu hal yang perlu diperhatikan, ketika memasang softcase tersebut, jangan sampai sisi softcase menghalangi lubang-lubang ventilasi yang ada di sekeliling unit Smart Beam.

 

EGO Smart Beam

IMG_5314
Spesifikasi yang tertera di box paket penjualan.
Spesifikasi yang tertera di box paket penjualan.

Inilah Smart Beam, proyektor terkecil yang pernah singgah di lab. pengujian kami! Selain ukurannya yang memang benar-benar kecil, proyektor yang satu ini benar-benar terlihat sederhana sekali. Di sekeliling unit proyektor ini hanya terdapat 2 port masing-masing untuk daya dan input, 1 switch putar untuk fokus, dan 1 tombol on/off.
Port daya dan switch fokus.
Port daya dan switch putar untuk fokus.

Tombol power dan port input.
Tombol power dan port input.

Smart Beam hanya memiliki satu port input dengan jenis Micro HDMI. Untuk mendukung penggunaan input Micro HDMI tersebut, dalam paket penjualan Smart Beam, EGO menyertakan 2 buah kabel, yaitu HDMI to Micro HDMI dan MHL to Micro HDMI, serta sebuah adapter 5 pin to 11 pin MHL. Sayangnya, EGO tidak menyertakan kabel Micro HDMI to Micro HDMI ataupun konverter HDMI to Micro HDMI yang dapat digunakan untuk mengadaptasi penggunaan perangkat input yang hanya memiliki port Micro HDMI.

IMG_5310

Untuk sumber daya, Smart Beam bisa dioperasikan dengan menggunakan daya dari adapter yang tersedia di paket penjualan maupun daya dari baterai internal. Adapter daya yang tersedia di paket penjualan menggunakan konektor sejenis Micro USB untuk terhubung ke perangkat, baik untuk menyalurkan daya yang digunakan untuk operasional perangkat maupun untuk mengisi daya baterai internal.

Penggunaan

Untuk melihat kemampuan dari Smart Beam, kami mencoba menggunakan perangkat tersebut di berbagai kondisi ruangan dengan 2 perangkat yang digunakan sebagai sumber gambar, yaitu sebuah laptop berbasis sistem operasi Windows 7 dan sebuah smartphone Android. Laptop yang kami gunakan memiliki port HDMI, sehingga kami bisa langsung menggunakan kabel HDMI to Micro HDMI yang disertakan untuk menghubungkan laptop ke unit Smart Beam. Namun, untuk smartphone, karena smartphone yang kami gunakan hanya memiliki port Micro HDMI, kami harus menggunakan adapter HDMI to Micro HDMI tambahan yang tidak disertakan dalam paket penjualan proyektor.

IMG_5325

Ukuran kecil yang diusung Smart Beam membuat proyektor tersebut tidak memiliki mekanisme pengoperasian yang rumit. Pengguna hanya perlu menghidupkan perangkat, memasang input, dan mengarahkan proyektor ke bidang proyeksi. Tidak diperlukan pengaturan apapun di proyektor, karena memang proyektor ini tidak memiliki mekanisme pengaturan apapun didalamnya.

Kami mencoba menggunakan Smart Beam untuk menampilkan berbagai jenis visual ke bidang proyeksi dari kedua sumber gambar yang kami gunakan, seperti desktop, foto, video, dan materi presentasi. Ketika menggunakan smartphone, kami tidak mengalami kesulitan dalam menampilkan proyeksi layar dengan menggunakan proyektor ini. Tampilan proyeksi akan langsung menyesuaikan orientasi horizontal dari smartphone dan kami bisa memutar video serta menampilkan foto dengan baik tanpa terasa adanya lag.

Proyeksi yang ditampilkan Smart Beam ketika kami mengujinya dengan menggunakan smartphone Android.
Proyeksi yang ditampilkan Smart Beam ketika kami mengujinya dengan menggunakan smartphone Android.

Kami juga mencoba untuk memutar video pada smartphone dan menampilkannya melalui proyektor ini.
Kami juga mencoba untuk memutar video pada smartphone dan menampilkannya melalui proyektor ini.

Terakhir, kami juga mencoba menampilkan beberapa foto yang ada di dalam smartphone melalui Smart Beam.
Terakhir, kami juga mencoba menampilkan beberapa foto yang ada di dalam smartphone melalui Smart Beam.

Beralih ke sumber gambar dari laptop. Ketika pertama kali menghubungkan Smart Beam ke laptop dengan kabel HDMI, laptop langsung menyesuaikan tampilan dengan menjalankan kedua display, LCD laptop dan proyektor, dalam mode “Duplicate”. Penasaran dengan resolusi maksimal yang bisa dijalankan oleh Smart Beam, kami mencoba mengatur Screen Resolution di Windows 7 dan mengatur kedua display untuk beroperasi secara terpisah dalam mode Extended. Kami berhasil mendapatkan opsi pengaturan resolusi 720 x 576 sebagai resolusi maksimal yang didukung dan ternyata proyektor Smart Beam benar-benar bisa menampilkan resolusi tersebut walaupun di spesifikasi resmi yang tertera di box perangkat tersebut hanya mendukung resolusi tampilan hingga 640 x 480 saja.

SS 1
Ketika menghubungkan Smart Beam ke laptop dan menampilkan jendela browser, kami merasa agak kurang nyaman dengan resolusi rendah yang dimiliki proyektor ini.

Ketika menghubungkan Smart Beam ke laptop dan menampilkan jendela browser, kami merasa agak kurang nyaman dengan resolusi rendah yang dimiliki proyektor ini.
Dari laptop, kami mencoba untuk menampilkan beberapa tampilan melalui Smart Beam, seperti membuka website, menampilkan presentasi serta foto. Tidak berbeda dengan ketika menggunakan smartphone, proyektor ini mampu memberikan respon yang baik.

Selain visual, Smart Beam juga bisa menghasilkan suara karena telah dilengkapi dengan speaker internal. Kualitas suara dari speaker tersebut memang tidak terlalu tinggi, tetapi sudah cukup baik untuk menghasilkan suara yang cukup nyaman didengar ketika kami mencobanya untuk memutar sebuah film.


Pengujian Penggunaan di Berbagai Kondisi Pencahayaan

Setelah mendapatkan gambaran kemampuan proyektor Smart Beam dalam menampilkan berbagai jenis visual, kami ingin mencoba mendapatkan gambaran kemampuan proyektor tersebut untuk menampilkan proyeksi di berbagai kondisi pencahayaan ruangan. Untuk melakukan hal tersebut, kami mengoperasikan Smart Beam di ruang rapat kantor kami pada jarak yang bisa menampilkan proyeksi yang dapat dilihat dengan nyaman dari seluruh ruangan, kurang lebih 1.8 meter dari bidang proyeksi.

Tampilan proyeksi ketika ruangan berada dalam pencahayaan minimal.
Tampilan proyeksi ketika ruangan berada dalam pencahayaan minimal.

Pencahayaan sedang.
Pencahayaan sedang.

Seluruh lampu di dalam ruangan dinyalakan.
Seluruh lampu di dalam ruangan dinyalakan.

Mengingat spesifikasi resmi dari proyektor tersebut hanya mencantumkan tingkat kekuatan proyeksi sebesar 35 Lumens, kami tidak terlalu terkejut ketika mendapati proyektor ini tidak mampu menghasilkan tampilan proyeksi yang masih bisa dilihat ketika pencahayaan ruangan diatur ke tingkat tertinggi, dimana semua lampu yang ada dalam ruangan dinyalakan. Walaupun begitu, dengan ukurannya yang sangat kecil tersebut, kami rasa hal itu bisa dimaklumi.

Pengujian Baterai

Salah satu daya tarik utama pada Smart Beam adalah baterai internal yang telah terpasang di dalam perangkat tersebut. Baterai tersebut memberikan kemampuan lebih bagi Smart Beam, dimana perangkat tersebut bisa beroperasi dengan normal tanpa perlu terhubung ke sumber listrik secara langsung.
Setelah melakukan percobaan memutar video tanpa menghidupkan suara melalui sebuah smartphone yang terhubung ke Smart Beam, kami mendapatkan daya tahan baterai rata-rata sepanjang 1 jam 55 menit. Daya tahan baterai hasil pengujian kami tersebut hanya berbeda 5 menit dari daya tahan baterai yang tertera di bagian spesifikasi perangkat di box. Namun, perlu diingat, daya tahan baterai tersebut mungkin bisa saja berkurang bila pengguna juga menggunakan Smart Beam untuk menghasilkan output audio.

Konsumsi Daya

IMG_5342

Ukuran kecil yang diusung proyektor Smart Beam ini berimbas juga pada konsumsi daya dari perangkat tersebut. Ketika kami uji, perangkat tersebut hanya membutuhkan daya sebesar 8 Watt ketika berada dalam kondisi off dan mengisi daya baterai internal. Ketika berada dalam kondisi on dan idle, perangkat tersebut membutuhkan daya sebesar 8.5 Watt. Konsumsi daya puncak yang kami catat berada di kisaran 9.5 Watt – 9.7 Watt ketika kami menggunakan perangkat tersebut untuk memutar video.

Kesimpulan

 

IMG_5339

Terlepas dari ukuran kecilnya, Smart Beam bisa dikatakan memiliki kemampuan yang cukup memadai untuk sebuah proyektor portabel. Baterai internal yang ada didalamnya membuat perangkat yang satu ini benar-benar bisa disebut sebagai proyektor portabel dan kemampuan yang diusungnya pun mampu membuat perangkat yang satu ini menjadi teman yang menyenangkan untuk menampilkan proyeksi di mana saja.

Perlu diingat, proyektor ini secara resmi hanya mendukung resolusi hingga 640 x 480 saja. Walaupun dalam pengujian kami proyektor tersebut mampu menampilkan gambar dengan resolusi lebih tinggi dari yang disebutkan oleh produsen tersebut, resolusi tersebut masih jauh di bawah standar minimal yang ada saat ini, yaitu 1024 x 768 atau 1280 x 720.

Kelebihan:
  • Ukuran kecil
  • Baterai dan speaker internal
Kekurangan:
  • Resolusi tampilan terbatas

No comments:

Post a Comment