Ratusan karyawan Nokia di Dongguan, Cina menggelar aksi mogok dan
demonstrasi pada pekan lalu. Mereka menentang adanya berbagai perubahan
di struktur pekerja setelah bisnis ponsel Nokia dijual ke Microsoft
senilai US$ 7 miliar.
Pekerja tersebut diminta untuk menandatangani kontrak baru yang
dinilai merugikan pekerja. Padahal, masa kontrak kerja mereka terhitung
masih lama. Mereka juga akan tetap melanjutkan aksinya mogoknya sampai
Nokia memperpanjang kembali 59 karyawan yang dipecat agar bisa kembali
bekerja.
Selain melakukan aksi mogok, ratusan pekerja tersebut juga melakukan
demonstrasi di luar pabrik Nokia sambil memegang spanduk bertuliskan
kiasan kritis, “Jika anda ingin mengubah pernikahan, Anda harus terlebih
dahulu menawarkan kompensasi.”
Menyusul adanya aksi demonstrasi tersebut, lebih dari lusinan mobil
polisi terparkir di luar gedung. Polisi anti huru-hara pun turut
berjaga-jaga, lengkap dengan senjata laras panjang beserta anjing
polisi. “Mereka tidak punya alasan untuk menembak kami. Kami sudah
memilih di jalan ini untuk terus bergerak,” ujar Wang, salah satu
pekerja yang bertekad untuk tetap melanjutkan aksinya.
Sementara itu, juru bicara Nokia Doug Dawson mengatakan, pihaknya
telah mengadakan sejumlah sesi pertemuan dengan karyawan di Cina selama
beberapa hari terakhir guna menjelaskan stuasi dan rumor yang terus
beredar. Namun, pernyataan Dawson ini dibantah keras oleh beberapa
karyawan. “Perusahaan tidak pernah mengirimkan perwakilan apapun untuk
bernegosiasi dengan kami, serikat pekerja pun juga tidak melakukan
apa-apa,” ujar salah seorang karyawan.
No comments:
Post a Comment