Perusahaan yang produk
prosesornya cukup populer di kalangan produsen gadget, Qualcomm,
tersandung masalah di China. Mereka mengumumkan bahwa pihak pemerintah
China akan melakukan investigasi terkait kemungkinan adanya praktek
monopoli yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dalam kaitan dengan
operasi mereka di China. Menurut pemerintah China, ada indikasi bahwa
Qualcomm melanggar aturan yang ada di Chinese Anti-Monopoly Law.
Pihak pemerintah China, yang diwakili National Development and Reform Commission (NDRC), akan mulai melakukan investigasi pada Qualcomm untuk membuktikan kebenaran dari tudingan tersebut. Walaupun begitu, Qualcomm tampaknya yakin mereka tidak bersalah karena mereka tidak merasa melanggar apapun dari Chinese Anti-Monopoly Law.
Sebelumnya, Qualcomm sendiri telah mendapatkan beberapa sanksi terkait kemungkinan adanya praktek monopoli di beberapa negara, termasuk Korea dan Uni Eropa. Mereka disebut telah memberikan harga yang tidak wajar, terlalu murah, dengan tingkat keuntungan tinggi, bagi beberapa pelanggan mereka di Korea. Selain itu, mereka juga sempat diselidiki di Uni Eropa karena beberapa tuntutan dari Ericsson, Nokia, Broadcom, dan Panasonis. Untungnya, kasus tersebut ditutup karena perusahaan yang mengajukan tuntutan menarik tuntutan mereka.
Terkait kasus di China ini, pihak Qualcomm menyatakan bahwa mereka akan tetap membantu pemerintah China dalam penyelidikan tudingan tersebut dengan memberikan data-data yang mungkin dibutuhkan dalam penyelidikan. Sedangkan untuk monopoli seperti apa yang dilakukan perusahaan tersebut seperti yang ditudingkan oleh pemerintah China, hal itu tidak bisa diumumkan karena sifatnya dirahasiakan.
Pihak pemerintah China, yang diwakili National Development and Reform Commission (NDRC), akan mulai melakukan investigasi pada Qualcomm untuk membuktikan kebenaran dari tudingan tersebut. Walaupun begitu, Qualcomm tampaknya yakin mereka tidak bersalah karena mereka tidak merasa melanggar apapun dari Chinese Anti-Monopoly Law.
Sebelumnya, Qualcomm sendiri telah mendapatkan beberapa sanksi terkait kemungkinan adanya praktek monopoli di beberapa negara, termasuk Korea dan Uni Eropa. Mereka disebut telah memberikan harga yang tidak wajar, terlalu murah, dengan tingkat keuntungan tinggi, bagi beberapa pelanggan mereka di Korea. Selain itu, mereka juga sempat diselidiki di Uni Eropa karena beberapa tuntutan dari Ericsson, Nokia, Broadcom, dan Panasonis. Untungnya, kasus tersebut ditutup karena perusahaan yang mengajukan tuntutan menarik tuntutan mereka.
Terkait kasus di China ini, pihak Qualcomm menyatakan bahwa mereka akan tetap membantu pemerintah China dalam penyelidikan tudingan tersebut dengan memberikan data-data yang mungkin dibutuhkan dalam penyelidikan. Sedangkan untuk monopoli seperti apa yang dilakukan perusahaan tersebut seperti yang ditudingkan oleh pemerintah China, hal itu tidak bisa diumumkan karena sifatnya dirahasiakan.
No comments:
Post a Comment