Memasuki akhir Oktober ini, persediaan smartphone terbaru besutan Apple yang dilengkapi teknologi pemindai sidik jari, iPhone 5S mulai langka di pasar Amerika Serikat. Ironinya, kondisi ini malah berbeda dibanding iPhone 5C yang persediannya masih cukup banyak di sebagian besar toko ritel di AS. Kondisi ini diakui oleh petinggi di operator terbesar di AS, Verizon Wireless.
“5C masih banyak pasokan dan umumnya jika Anda berbica ke operator seluler lainnya, saya pikir, mereka juga akan memberitahu hal yang sama,” kata Fran Shammo, chief financial officer Verizon, dalam sebuah wawancara dengan Reuters.
Ini semakin menguatkan dugaan dari para analis bahwa Apple berniat untuk memotong jumlah produksi iPhone 5C hingga 35 persen sebagai langkah efisiensi dan mengimbangi margin keuntungan yang mereka dapat. Analis berpandapat, pengurangan produksi ini merupakan fenomena langka yang terjadi di tubuh Apple ketika belum sebulan meluncurkan smartphone terbaru. Biasanya, Apple selalu kehabisan pasokan, setelah beberapa minggu meluncurkan produk baru.
Sayangnya, tidak untuk iPhone 5S. Sebagai gantinya, pihaknya berencana menambah produksi iPhone 5S hingga 75 persen. Ini tak lepas dari menguatnya permintaan iPhone 5S di AS, terutama yang berwarna emas. Verizon sendiri merasa, kelangkaan iPhone 5S merupakan masalah signifikan bagi perusahaannya. Ini mengingat handset tersebut makin banyak yang minat dan dapat menambah pelanggan baru Verizon.
Shammo pun meminta pelanggannya yang sudah melakukan pre-order untuk bersabar, menunggu pasokan iPhone 5S kembali tersedia. Verizon tak ingin pelanggan setianya malah memilih operator lain. Pasalnya, Ia mengakui, sebanyak 51 persen aktivasi smartphone di Verizon pada kuartal ini merupakan pemilik iPhone. “Apa yang kita tidak tahu adalah berapa banyak pelanggan akan datang setelah mereka tahu ada kekurangan pasokan,” imbuhnya.
No comments:
Post a Comment