Selamat Datang ,Dan Selamat Membaca, Enjoyy :)

Thursday, 24 October 2013

Review The Wolf Among Us: Dongeng Tanpa Akhir Indah!


The Wolf Among Us (20)

Industri game memang tengah berjalan menuju ke arah baru. Tidak lagi hanya menawarkan beberapa mekanik konvensional yang memungkinkan Anda untuk mengendalikan karakter tertentu dan menyelesaikan beragam misi spesifik, video game kini tumbuh menjadi sebuah media cerita. Sebuah sarana unutk melemparkan plot-plot terbaik yang bahkan jauh melebihi kualitas film Hollywood, namun dengan satu nilai jual yang tidak akan bisa tergantikan – interaktivitas. Tidak seperti film yang hanya meminta Anda untuk duduk dan menikmati setiap adegan yang ada, lewat genre unik ini, Anda berkesempatan untuk membangun cerita Anda sendiri, bergerak di dalamnya, dan terlibat dalam pilihan-pilihan krusial di dalamnya.

Terlepas dari kontroversi yang sempat mengitari mekanik yang baru ini, ada dua developer besar yang terus membuktikan bagaimana sebuah cerita interaktif mampu menghasilkan pengalaman bermain yang luar biasa – Quantic Dreams dan Telltale Games. Quantic Dreams – tangan yang berdiri di belakang judul besar sekelas Heavy Rain dan Beyond: Two Souls menawarkan visualisasi yang mumpuni, sekaligus proses motion capture untuk menampilkan esensi cerita secara optimal. Sementara di sisi yang lain, Telltale membawa pendekatan yang berbeda. Visualisasi cell-shading penuh warna, voice acts, dan kemampuan menawarkan beragam momen emosional adalah alasan mengapa proyek “The Walking Dead” mereka begitu memesona. Kali ini mereka hadir dengan proyek yang tidak kalah diantisipasi – The Wolf Among Us..

Seperti hal yang sempat mereka terapkan di The Walking Dead, The Wolf Among Us juga ditawarkan sebagai game interactive story episodik – yang setiap chapter ceritanya akan dijual dan dirilis dalam waktu yang terpisah. Episode 1-nya sendiri akhirnya dirilis beberapa waktu yang lalu.
Lantas bagaimana performa game ini sebenarnya? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah proyek dongeng tanpa akhir indah? Kami akan membahasnya lebih dalam lewat review ini.

Plot

Lupakan semua dongeng dengan akhir indah yang pernah Anda baca. Selamat datang di Fabletown, sebuah komunitas kecil di New Yorl yang dibangun dari para pelarian karakter dongeng dan legenda.

Lupakan semua dongeng dengan akhir indah yang pernah Anda baca. Selamat datang di Fabletown, sebuah komunitas kecil di New Yorl yang dibangun dari para pelarian karakter dongeng dan legenda.
The Wolf Among Us sendiri merupakan adaptasi game dari salah satu komik ternama karangan Bill Willingham – Fables. Seolah menghancurkan semua memori masa kecil Anda, Fables memuat cerita perjuangan para makhluk dari dunia dongeng dan legenda untuk bertahan hidup di dunia manusia.

Ditaklukkannya dunia mereka – Homelands oleh makhluk bernama The Adversary akhirnya mendorong banyak makhluk ini melarikan diri dan membentuk komunitas baru bernama – Fabletown di New York. Semua tokoh dongeng ini kemudian menjalani hidup yang baru dan berusaha membaur. Mereka yang berwujud binatang memiliki dua opsi: hidup dalam penyamaran sebagai binatang ternak di The Farm atau mengkonsumsi “Glamour” yang super mahal untuk memberikan wujud manusia dalam waktu tertentu. Cerita dongeng kelam pun dimulai.

Anda akan berperan sebagai Bigby Wolf - serigala jahat di dunia dongeng yang kini berusaha menempuh hidup baru di Fabletown, sebagai seorang Sheriff.
Anda akan berperan sebagai Bigby Wolf – serigala jahat di dunia dongeng yang kini berusaha menempuh hidup baru di Fabletown, sebagai seorang Sheriff.

Sayangnya, ini bukan lagi sebuah dunia dongeng dengan cerita indah. Kebutuhan untuk beradaptasi dengan dunia manusia menghasilkan konflik tersendiri bagi para Fables.
Sayangnya, ini bukan lagi sebuah dunia dongeng dengan cerita indah. Kebutuhan untuk beradaptasi dengan dunia manusia menghasilkan konflik tersendiri bagi para Fables.

Para Fables dengan wujud binatang memiliki dua opsi untuk bertahan di lingkungan ini: dengan menyamar sebagai binatang dan tinggal di peternakan atau mengkonsumsi sihir bernama 'Glamour" yang mahal.
Para Fables dengan wujud binatang memiliki dua opsi untuk bertahan di lingkungan ini: dengan menyamar sebagai binatang dan tinggal di peternakan atau mengkonsumsi sihir bernama ‘Glamour” yang mahal.

Konflik ini terus memanas, dengan tewasnya salah satu Fable - Faith tanpa alasan yang jelas.
Konflik ini terus memanas, dengan tewasnya salah satu Fable – Faith tanpa alasan yang jelas.

Bersama dengan si Putri Salju - Snow White, Bigsby Wolf memulai investigasinya.
Bersama dengan si Putri Salju – Snow White, Bigby Wolf memulai investigasinya.

Anda sendiri akan berperan sebagai Bigby Wolf – sang tokoh klasik yang sudah tidak asing lagi di dunia dongeng. Benar sekali, ia adalah serigala sama yang pernah menghantui hidup gadis berkerudung merah dan hendak memakan tiga babi bersaudara. Berpindah dari Homelands, Wolf memulai hidup yang baru di Fabletown. Ia diangkat menjadi Sheriff yang bertanggung jawab atas keselamatan makhluk-makhluk ini. Sayangnya, bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Keterlibatannya dengan konflik antara Woodsman dan Faith – seorang prostitusi membawa Wolf ke lingkaran misteri yang lebih besar. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang cukup lama, Wolf harus dihadapkan pada misteri pembunuhan. Kematian brutal, penuh simbol, dan sarat dengan agenda akhirnya mendorong Wolf untuk menyelidiki apa yang sebenarnya tengah terjadi, tentu saja dibantu dengan sang rekan – Snow White, si Putri Salju. Perjalanan lebih dalam menuju Fabletown pun dimulai.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan Faith? Siapa yang pantas untuk disalahkan atas tindak kriminal brutal ini? Inilah yang akan menjadi inti dari episode 1 – The Wolf Among Us.


Lebih Gelap, Lebih Brutal

Dibandingkan dengan The Walking Dead, The Wolf Among Us menawarkan atmosfer yang lebih "berat" dan brutal.
Dibandingkan dengan The Walking Dead, The Wolf Among Us menawarkan atmosfer yang lebih “berat”, gelap, dan brutal.

Jika kita membicarakan gameplay yang ditawarkan, The Wolf Among Us mungkin memperlihatkan mekanik yang tidak banyak berbeda dibandingkan dengan apa yang diadaptasikan Telltale Games di The Walking Dead. Cerita akan bergerak dalam plot yang mengalir ke depan, dimana Anda akan terlibat dalam tiga gaya gameplay besar: dimana Anda harus mengambil opsi dalam percakapan, bergerak dan mencari clue, serta melewati serangkaian proses QTE ketika bertarung dalam cut-scene yang ditawarkan. Walaupun demikian, jangan mengharapkan Anda akan mendapatkan atmosfer yang sama di antara keduanya. The Wolf Among Us hadir dengan keunikan tersendiri yang membuat Episode 1 – Faith ini terlihat jauh lebih menawan.

Salah satu kesan yang mungkin akan Anda dapatkan dari game ini adalah atmosfernya yang gelap dan brutal, dibandingkan dengan drama sekelas The Walking Dead sekalipun. Fabletown mungkin memuat tokoh-tokoh dongeng yang terlihat manis di setiap cerita klasik yang pernah kita cicipi, namun tidak ada akhir yang bahagia untuk mereka. Mereka adalah makhluk berbeda dengan apa yang sempat diceritakan oleh orang tua kita sebelum tidur. Atmosfer Fabletown yang keras dan berbagai usaha keras yang harus mereka telurkan untuk dapat membaur di hidup manusia membuka celah konflik tersendiri. Tema yang jauh lebih dewasa, Telltale tidak lagi menahan diri.

Telltale tidak lagi menahan diri. Anda akan bertemu dengan begitu banyak sumpah serapah, darah, mutilasi di seri game yang satu ini.
Telltale tidak lagi menahan diri. Anda akan bertemu dengan begitu banyak sumpah serapah, darah, mutilasi di seri game yang satu ini.

The Wolf Among Us menawarkan dunia, karakter, dan desain yang jauh lebih dewasa. Tidak ada lagi sosok sekelas "Clementine" yang menjadi penghalus tema.
The Wolf Among Us menawarkan dunia, karakter, dan desain yang jauh lebih dewasa. Tidak ada lagi sosok sekelas “Clementine” yang menjadi penghalus tema.

Sumpah serapah, desain Fabletown yang kejam, berbagai makhluk menyeramkan, darah, kematian, mutilasi, dan brutalitas akan menemani sejak awal permainan. Fakta bahwa para Fables ini memiliki rentang usia yang begitu panjang dan daya tahan yang lebih baik dari manusia biasa memungkinkan Telltale untuk mengeksploitasi aspek yang satu ini dan menawarkan lebih banyak cut-scene aksi yang di dalamnya. Namun di sisi lain, beberapa elemen dongeng seperti kemampuan magis dan transformasi di dalamnya tetap ditawarkan. Di The Walking Dead, kehadiran sosok Clementine mungkin membuat pengalaman yang ada terasa lebih “halus”, karena Anda secara konsisten melihat harapan muncul dari sosok yang satu ini. Namun di The Wolf Among Us, semuanya adalah “manusia” dewasa dengan konflik, kepentingan, dan agenda masing-masing.

Lupakan sementara atmosfer gelap yang terbangun sangat baik di The Wolf Among Us, dan mari beralih ke mekanik gameplay. Seperti yang sempat kami bicarakan sebelumnya, secara mendasar tidak ada perbedaan yang signifikan antara mekanik gameplay yang ditawarkan Telltale di kedua seri ini, namun harus diakui, Telltale menyempurnakan beberapa aspek di The Wolf Among Us. Sistem percakapan dan berbagai pilihan yang ditawarkan masih akan membuka Anda pada beragam jalan alternatif cerita yang bisa dipakai. Pilihan-pilihan ini kini ditawarkan dalam batas waktu tertentu, memaksa Anda untuk memilihnya secara impulsif dan bukannya lewat pertimbangan matang otak dan prediksi skenario seperti apa yang akan lahir. Menariknya lagi, Anda tidak harus memberikan respon di setiap percakapan. Diam kini menjadi opsi yang valid dan memberikan pengaruh tersendiri pada jalan cerita yang ada.

Ada batas waktu dalam memilih percakapan, yang terkadang menghasilkan pilihan yang justru impulsif.
Ada batas waktu dalam memilih percakapan, yang terkadang menghasilkan pilihan yang justru terkesan impulsif.

Beberapa titik cerita juga menuntut Anda memilih satu dari dua cabang cerita yang berpengaruh signifikan pada keseluruhan plot.
Beberapa titik cerita juga menuntut Anda memilih satu dari dua cabang cerita yang berpengaruh signifikan pada keseluruhan plot.

Peran Bigby Wolf sebagai seorang Sheriff juga dimaksimalkan oleh Telltale, untuk membuatnya berbeda dari cita rasa The Walking Dead. Tidak hanya sekedar bergerak dan mengakses beragam item dalam ruang untuk memicu progress cerita, Wolf juga akan dihadapkan pada kasus-kasus yang menuntutnya untuk menginvestigasi TKP, mencari clue yang memang signifikan, atau sekedar menginterogasi karakter di tempat untuk mencari tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi. Semua persinggahan kasus ini akan membantu Wolf semakin dekat dengan tersangka yang bertanggung jawab atas kekejamanan yang tengah berlangsung di Fabletown. Tidak jeli? Anda kemungkinan akan melewatkan hal yang satu ini.

Proses QTE yang kini diperkuat untuk menambahkan sedikit elemen aksi ke The Wolf Among Us tetap dapat mudah dikuasai. Sebagian besar QTE ini hanya akan meminta Anda untuk menekan tombol-tombol sederhana tanpa perlu kecekatan tangan sama sekali. Beberapa titik QTE juga menuntut Anda untuk mengarahkan cursor mouse ke posisi tertentu dan menekan tombol klik. Tidak ada mekanisme yang akan merepotkan koordinasi mata tangan Anda.

Sebagai seorang Sheriff, kemampuan investigasi Wolf juga diuji di sini.
Sebagai seorang Sheriff, kemampuan investigasi Wolf juga diuji di sini.

Sementara untuk elemen aksi, Anda masih akan dihadapkan pada mekanisme QTE dengan tombol yang sederhana.
Sementara untuk elemen aksi, Anda masih akan dihadapkan pada mekanisme QTE dengan tombol yang sederhana.

Lupakan wujud visual mereka yang mungkin terlihat tidak menarik. Setiap karakter ini dibangun dengan aksen dan voice acts yang kuat, mampu merepresentasikan emosi dengan baik.
Lupakan wujud visual mereka yang mungkin terlihat tidak menarik. Setiap karakter ini dibangun dengan aksen dan voice acts yang kuat, mampu merepresentasikan emosi dengan baik.

Tidak hanya visualisasi dan dunia yang dibangun dengan sangat baik, Telltale juga masih menampilkan kualitas “film” yang luar biasa lewat pemilihan voice acts yang kembali, pantas untuk diacungi empat jempol. Terlepas dari desain karakter dongeng yang mungkin tidak terlihat “rasional”, setiap Fables ini mampu menampilkan karakter yang kuat, terutama lewat penggunaan aksen, gaya bahasa, dan tentu saja intonasi suara yang terlontar di setiap percakapan. Anda bisa dengan mudah menangkap emosi yang ada.

Bagaimana Jika Saya Belum Pernah Membaca Komik Fables Sebelumnya?

Sebagai gamer yang belum pernah membaca seri Fables sebelumnya, ada ketakutan bahwa kami akan "tersesat" ketika menjajal seri ini. Kecemasan yang berhasil dikubur Telltale sejak awal permainan.
Sebagai gamer yang belum pernah membaca seri Fables sebelumnya, ada ketakutan bahwa kami akan “tersesat” ketika menjajal seri ini. Kecemasan yang berhasil dikubur Telltale sejak awal permainan.

Ini juga yang menjadi pertanyaan terbesar kami sebelum menjajal The Wolf Among Us ini. Harus diakui, nama Bill Willingham dan “Fables” tidak cukup populer di kalangan penggemar komik Tanah Air, dibandingkan dengan lusinan karakter superhero dan villain yang tersebar di semesta Marvel dan DC, misalnya. Kekhawatiran ini juga sempat menyertai benak kami. Bagaimana jika Telltale gagal memang mengembangkan game ini untuk para gamer yang sudah familiar dengan seri komiknya? Apakah ia cukup untuk dinikmati oleh mereka yang belum pernah mengenal nama Fables sebelumnya?

Jawabannya? Sangat bisa. Keputusan Telltale untuk tidak bertele-tele menawarkan latar belakang kelahiran Fabletown memang pantas untuk diacungi jempol. Alih-alih harus berhadapan dengan cut-scene panjang, Telltale hanya menyuntikkan kalimat-kalimat pendek di awal cerita untuk membantu gamer yang tidak familiar mendapatkan sedikit gambaran. Singkat, padat, dan jelas, Anda akan langsung dapat menangkap esensi cerita dari The Wolf Among Us dan mengapa ia terasa begitu aneh, namun familiar di saat yang sama. Menariknya lagi, Anda juga masih memiliki ruang yang cukup luas untuk mengenal karakter-karakter ini dalam progress cerita yang ditawarkan.

Anda mungkin akan berpikir bahwa The Wolf Among Us adalah sebuah cerita yang "gila".
Anda mungkin akan berpikir bahwa The Wolf Among Us adalah sebuah cerita yang “gila”.

Namun minimnya pengetahuan akan seri Fables justru menghasilkan keuntungan tersendiri. Anda akan dengan mudah dibuat terpesona karena keunikan tema, serta ditarik oleh beragam misteri yang ada.
Namun minimnya pengetahuan akan seri Fables justru menghasilkan keuntungan tersendiri. Anda akan dengan mudah dibuat terpesona karena keunikan tema, serta ditarik oleh beragam misteri yang ada.

Mendengar babi yang bisa berbicara, merokok, atau mabuk? Atau keluarga katak kecil yang jatuh di bawah garis kemiskinan dan berjuang untuk bertahan hidup? Putri Salju yang kini bekerja kantoran? Atau bahkan kisah cinta Beauty dan Beast yang kini dipenuhi rahasia dan terancam hancur? Fakta bahwa Anda atau kami belum pernah membaca Fables sebelumnya justru melahirkan keuntungan tersendiri. Kegilaan dunia yang berusaha dibangun di The Wolf Among Us ini akan membuat Anda jatuh hati dan terus menggelitik rasa penasaran Anda. Sensasi yang mungkin tidak akan sekuat mereka yang sudah mengenal nama komik Fables sebelumnya. Blessing in disguise!


Kesimpulan

The Wolf Among Us berhasil tampil sangat menawan di Episode 1 – “Faith” ini. Ada perasaan penasaran untuk terus mencari kebenaran pada sosok Wolf, membangun keterikatan emosional dengan konflik dunia “manusia” para Fables, dan ketertarikan pada konsepnya yang begitu brutal dan kejam. Can’t wait for the Episode 2!
The Wolf Among Us berhasil tampil sangat menawan di Episode 1 – “Faith” ini. Ada perasaan penasaran untuk terus mencari kebenaran pada sosok Wolf, membangun keterikatan emosional dengan konflik dunia “manusia” para Fables, dan ketertarikan pada konsepnya yang begitu brutal dan kejam. Can’t wait for the Episode 2!

Tak ubahnya melanjutkan tongkat estafet, proyek ambisius terbaru dari Telltale, The Wolf Among Us – Episode 1 ‘Faith” adalah sebuah pembuka yang sangat manis. Ketakutan bahwa cita rasa The Walking Dead akan kuat menempel dan justru mengaburkan kesempatan untuk menikmati sebuah game yang berbeda terhapuskan sejak pertama Anda memainkan game yang satu ini. The Wolf Among Us tampil dengan tema yang jauh lebih gelap dan brutal, dengan dunia tanpa batasan moral jelas. Berbagai mekanik yang menjadi nilai jual utama seri Telltale kini disempurnakan, baik lewat cabang cerita, pilihan percakapan, hingga penguatan elemen investigasi untuk menguatkan sosok sang karakter utama – Wolf yang memang diceritakan sebagai seorang Sheriff. Kualitas ini akan membuat hati Anda terus terjebak dalam rasa penasaran yang sulit untuk terpuaskan.

Apakah ini berarti The Wolf Among Us hadir tanpa kelemahan? Ada beberapa catatan yang pantas untuk diperhatikan. Pertama, mungkin musik yang harus diakui tidak terlalu menggugah dalam hemat kami. Walaupun masih membantu menawarkan atmosfer yang intens, namun tidak cukup kuat merepresentasikan apa yang sebenarnya tengah terjadi di layar yang tengah Anda hadapi. Kedua adalah hadirnya beragam pilihan yang tidak terasa signifikan berbeda. Anda seolah tidak bisa lepas dari karakter Wolf yang memang ditakuti di Fabletown dan menjadikannya “malaikat” secara instan. Banyak opsi percakapan muncul dan didesain untuk mengurangi kadar agresivitas Wolf, itu saja. Pilihan untuk memaki, sarkasme, atau sopan dengan inti percakapan yang sama? Justru cukup membingungkan.
Walaupun demikian, terlepas dari kekurangan tersebut, The Wolf Among Us berhasil tampil sangat menawan di Episode 1 – “Faith” ini. Ada perasaan penasaran untuk terus mencari kebenaran pada sosok Wolf, membangun keterikatan emosional dengan konflik dunia “manusia” para Fables, dan ketertarikan pada konsepnya yang begitu brutal dan kejam. Can’t wait for the Episode 2!

Kelebihan

Desain karakter dan dunia yang akan menggelitik imajinasi Anda.
Desain karakter dan dunia yang akan menggelitik imajinasi Anda.
  • Desain dunia dan karakter yang memesona
  • Tema yang begitu gelap dan brutal
  • Sistem QTE yang mudah dikuasai
  • Voice acts yang menawan
  • Cabang jalan luas yang lahir dari pilihan Anda
  • Mode investigasi Wolf

Kekurangan

Beragam alternatif pilihan percakapan tidak lantas memberikan kebebasan bagi Anda untuk mengubah kepribadian sesungguhnya dari sosok Bigby Wolf ini.
Beragam alternatif pilihan percakapan tidak lantas memberikan kebebasan bagi Anda untuk mengubah kepribadian sesungguhnya dari sosok Bigby Wolf ini.
  • Musik
  • Pilihan percakapan tidak lantas mengubah kepribadian Wolf seperti keinginan Anda
Cocok untuk gamer: yang mencintai game yang berat di sisi plot, pernah mencicipi The Walking Dead sebelumnya.

Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan semua masalah terlesaikan dengan senjata api dan granat, tidak senang dengan game yang penuh percakapan.


 


No comments:

Post a Comment