Geliat adu cepat graphics card
desktop single-GPU tampaknya akan kembali dimulai dengan resminya AMD
meluncurkan tipe tertinggi sekaligus terkencang dari Radeon R9 200
mereka. Kamis, 24 Oktober 2013, menandakan peluncuran resmi Radeon R9 290X.
Sejak debut pertamanya, posisi GeForce GTX TITAN sebagai graphics card
desktop single-GPU terkencang memang tidak tergoyahkan. Mampukah Radeon
R9 290X membuktikan diri mampu berkompetisi dengan GeForce GTX TITAN
maupun GeForce GTX 780 atau bahkan mengukuhkan diri sebagai graphics
card desktop single-GPU terkencang?
Lama dinantikan, AMD akhirnya melepaskan Radeon R9 290X dari dalam kurungannya. Graphics card ini memang sangat dinantikan kehadirannya mengingat Radeon R9 290 Series merupakan graphics card generasi terbaru dari AMD dengan chip GPU tipe terbaru di dalamnya. Seperti kita ketahui, sejumlah graphics card AMD generasi terbaru masih berbasiskan chip GPU serupa dengan Radeon HD 7000 Series. Radeon R9 280X, Radeon R9 270X, dan Radeon R7 260X merupakan beberapa di antaranya.
Radeon R9 290X akan dijual pada kisaran harga $549 (MSRP online) untuk tipe termurah. Harga tersebut ternyata sama dengan harga Radeon HD 7970 saat pertama kali diluncurkan sekitar 2 tahun lalu. Lalu, apakah penawaran harga tersebut memang sepadan dengan performa maupun feature yang ditawarkan. Temukan jawabannya di dalam artikel perdana Radeon R9 290X kali ini.
AMD menanamkan chip GPU terbaru mereka yaitu Hawaii XT sebagai pusat pengolah grafik Radeon R9 290X. AMD membangun Hawaii XT dengan menggunakan 6,2 milyar transistor dengan menggunakan proses fabrikasi 28 nm. Hasilnya chip GPU Hawaii XT memiliki ukuran luas sebesar 438 mm². Ini berarti Hawaii XT memiliki jumlah transistor 43% lebih besar dan chip GPU 20% lebih luas dibandingkan Tahiti XT.
Hawaii XT berbasiskan arsitektur graphics card terbaik dari AMD saat ini yaitu GCN (Graphics Core Next). Ada hal menarik jika Anda perhatikan skema blok Compute Units di atas. Tahiti dan Hawaii ternyata masih memiliki skema blok Compute Units serupa.
Akan tetapi berbeda dengan Tahiti, AMD telah melakukan sejumlah update pada Hawaii. Chip GPU Hawaii kini terdiri 4 Shader Engine dengan 4 Geometry Engine atau dua kali lipat dari jumlah yang dimiliki chip GPU Tahiti. Setiap Shader Engine memiliki Compute Units dengan jumlah maksimal 11 buah.
AMD juga melakukan update pada jumlah ROP Units dimana Hawaii pada kondisi utuh memiliki total 64 ROP Units. Pada Tahiti, jumlah ROP Units maksimal adalah 32 buah.
Hawaii menjadi debut chip GPU pertama dengan 8 kontroler memori GDDR5 dimana hal tersebut menghasilkan bandwidth memory 512-bit. Chip GPU Tahiti hanya memiliki 6 kontroler memori GDDR5 dengan bandwith memory sebesar 384-bit.
Chip GPU Hawaii XT menyediakan 2816 Stream Processor, 176 Texture Units, dan 64 ROP Units bagi Radeon R9 290X. Radeon R9 290X memiliki clock GPU maksimal sebesar 1000 MHz. Walaupun begitu, clock GPU tersebut tidak selamanya akan berada di angka 1000 MHz mengingat adanya feature PowerTune with Boost.
Bermodalkan bandwidth memory 512-bit, Radeon R9 290X tidak memerlukan clock memori sama seperti Radeon HD 7970 GHz Edition untuk mengungguli dalam hal total bandwidth memory graphics card. Dengan clock memori 5000 MHz, Radeon R9 290X memiliki total bandwith memory sebesar 320 GBps dimana Radeon HD 7970 GHz Edition hanya sebesar 288 GBps. Radeon R9 290X kini dilengkapi kapasitas memori 33% lebih besar dibandingkan Radeon HD 7970 GHz Edition yaitu sebesar 4096 MB alias 4GB.
Radeon R9 290X Features
Mantle merupakan API terbaru dari AMD yang dapat dijadikan alternatif dari API DirectX milik Microsoft. Saat ini Mantle dioptimalkan untuk arsitektur GCN (Graphics Core Next) dimana arsitektur tersebut bisa ditemukan sejak Radeon HD 7000 Series (Southern Island). Secara teori, Mantle akan membuat game berjalan lebih lancar karena game mampu memanfaatkan sepenuhnya kemampuan sebuah graphics card terutama graphics card GCN. Dalam waktu dekat, DICE akan segera mengimplementasikan API Mantle pada game teranyar mereka, Battlefield 4.
Radeon R9/R7 200 mendapatkan update pada teknologi Eyfinity dimana graphics card ini dapat menjalankan konfigurasi multi-monitor tersebut dengan menggunakan konektor DVI+DVI+HDMI. Pada graphics card generasi sebelumnya, konfigurasi Eyefinity mewajibkan penggunaan konektor Display Port. Tentu saja hal ini akan memudahkan pengguna, terutama di Indonesia, mengingat monitor dengan input Display Port cukup jarang ditemukan.
Radeon R9 290 Series dipersiapkan untuk menangani perangkat Ultra HD alias 4K dengan resolusi gambar 3840 x 2160 piksel. Bahkan Radeon R9 290 Series siap menangani perangkat display Ultra HD/4K dengan input single stream pada refresh rate 60 Hz dengan menggunakan satu konektor Display Port.
Radeon R9/R7 200 mendapatkan update lainnya pada teknologi Discrete Digital Multi-Point Audio yang kini dikombinasikan dengan teknologi Smart Channel Splitting. Jika pengguna menggunakan konfigurasi Eyefinity dimana setiap monitor memiliki speaker di dalamnya, maka pengguna akan mendapatkan konfigurasi speaker depan kiri, tengah, dan kanan seperti pada konfigurasi surround sound.
3DMark Vantage
Setting : Performance Preset; PPU Off
Setting : Performance Preset
3DMark Fire Strike
Setting : Default
Unigine Heaven
Setting : 1920×1080; DirectX 11; Extreme Quality; AF x16, AA Off
Setting : 1920×1080; Quality Preset – Ultra
Bioshock Infinite
Setting : 1920×1080; Quality Preset – Ultra
Crysis Warhead
Setting : 1920×1080; DirectX 10; Enthusiast Mode; AA Off
Crysis 3
Setting : 1920×1080; Quality Preset – Very High; AA Off
Setting : 1920×1080; DirectX 11; Very High; Advance PhysX Off; AF x16; SSAA On
Lama dinantikan, AMD akhirnya melepaskan Radeon R9 290X dari dalam kurungannya. Graphics card ini memang sangat dinantikan kehadirannya mengingat Radeon R9 290 Series merupakan graphics card generasi terbaru dari AMD dengan chip GPU tipe terbaru di dalamnya. Seperti kita ketahui, sejumlah graphics card AMD generasi terbaru masih berbasiskan chip GPU serupa dengan Radeon HD 7000 Series. Radeon R9 280X, Radeon R9 270X, dan Radeon R7 260X merupakan beberapa di antaranya.
Radeon R9 290X akan dijual pada kisaran harga $549 (MSRP online) untuk tipe termurah. Harga tersebut ternyata sama dengan harga Radeon HD 7970 saat pertama kali diluncurkan sekitar 2 tahun lalu. Lalu, apakah penawaran harga tersebut memang sepadan dengan performa maupun feature yang ditawarkan. Temukan jawabannya di dalam artikel perdana Radeon R9 290X kali ini.
Platform Pengujian AMD Radeon R9 290X
- Prosesor: Intel Core i7 3960X @4.5 GHz
- Motherboard: Intel DX79SI LGA2011 socket
- Graphics Card: AMD R9/R7 200/HD 7000/HD 6000/HD 5000 Series; NVIDIA GTX 500/600/700 Series & GTX TITAN
- Memory: 4x 2GB Kingston HyperX blu. (@1600 MHz; 1.65 V)
- Storage: Kingston HyperX SSD 120GB
- Power Supply: Corsair AX1200
- CPU Heatsink: Corsair H100 (Fan Speed Minimum)
- Casing: Corsair 500R (All Fan On)
- Monitor: LCD Monitor 1920×1080
- Input: Generic Keyboard and Mouse
- OS: Windows 7 Ultimate 64-bit SP1
- Driver : Catalyst 13.11 Beta 5 (R9 200X)|13.11 Beta|13.10 Beta 2|13.6 Beta 2|13.1|12.2|12.3|12.8; Forceware 331.58|326.80|326.4|320.49|320.39|314.07|306.23|304.79 Beta
Arsitektur
AMD menanamkan chip GPU terbaru mereka yaitu Hawaii XT sebagai pusat pengolah grafik Radeon R9 290X. AMD membangun Hawaii XT dengan menggunakan 6,2 milyar transistor dengan menggunakan proses fabrikasi 28 nm. Hasilnya chip GPU Hawaii XT memiliki ukuran luas sebesar 438 mm². Ini berarti Hawaii XT memiliki jumlah transistor 43% lebih besar dan chip GPU 20% lebih luas dibandingkan Tahiti XT.
Hawaii XT berbasiskan arsitektur graphics card terbaik dari AMD saat ini yaitu GCN (Graphics Core Next). Ada hal menarik jika Anda perhatikan skema blok Compute Units di atas. Tahiti dan Hawaii ternyata masih memiliki skema blok Compute Units serupa.
Akan tetapi berbeda dengan Tahiti, AMD telah melakukan sejumlah update pada Hawaii. Chip GPU Hawaii kini terdiri 4 Shader Engine dengan 4 Geometry Engine atau dua kali lipat dari jumlah yang dimiliki chip GPU Tahiti. Setiap Shader Engine memiliki Compute Units dengan jumlah maksimal 11 buah.
AMD juga melakukan update pada jumlah ROP Units dimana Hawaii pada kondisi utuh memiliki total 64 ROP Units. Pada Tahiti, jumlah ROP Units maksimal adalah 32 buah.
Hawaii menjadi debut chip GPU pertama dengan 8 kontroler memori GDDR5 dimana hal tersebut menghasilkan bandwidth memory 512-bit. Chip GPU Tahiti hanya memiliki 6 kontroler memori GDDR5 dengan bandwith memory sebesar 384-bit.
Spesifikasi
Chip GPU Hawaii XT menyediakan 2816 Stream Processor, 176 Texture Units, dan 64 ROP Units bagi Radeon R9 290X. Radeon R9 290X memiliki clock GPU maksimal sebesar 1000 MHz. Walaupun begitu, clock GPU tersebut tidak selamanya akan berada di angka 1000 MHz mengingat adanya feature PowerTune with Boost.
Bermodalkan bandwidth memory 512-bit, Radeon R9 290X tidak memerlukan clock memori sama seperti Radeon HD 7970 GHz Edition untuk mengungguli dalam hal total bandwidth memory graphics card. Dengan clock memori 5000 MHz, Radeon R9 290X memiliki total bandwith memory sebesar 320 GBps dimana Radeon HD 7970 GHz Edition hanya sebesar 288 GBps. Radeon R9 290X kini dilengkapi kapasitas memori 33% lebih besar dibandingkan Radeon HD 7970 GHz Edition yaitu sebesar 4096 MB alias 4GB.
Radeon R9 290X Features
- Microsoft DirectX 11.2
- AMD Mantle
Mantle merupakan API terbaru dari AMD yang dapat dijadikan alternatif dari API DirectX milik Microsoft. Saat ini Mantle dioptimalkan untuk arsitektur GCN (Graphics Core Next) dimana arsitektur tersebut bisa ditemukan sejak Radeon HD 7000 Series (Southern Island). Secara teori, Mantle akan membuat game berjalan lebih lancar karena game mampu memanfaatkan sepenuhnya kemampuan sebuah graphics card terutama graphics card GCN. Dalam waktu dekat, DICE akan segera mengimplementasikan API Mantle pada game teranyar mereka, Battlefield 4.
- AMD Eyefinity 2.0
Radeon R9/R7 200 mendapatkan update pada teknologi Eyfinity dimana graphics card ini dapat menjalankan konfigurasi multi-monitor tersebut dengan menggunakan konektor DVI+DVI+HDMI. Pada graphics card generasi sebelumnya, konfigurasi Eyefinity mewajibkan penggunaan konektor Display Port. Tentu saja hal ini akan memudahkan pengguna, terutama di Indonesia, mengingat monitor dengan input Display Port cukup jarang ditemukan.
- AMD Ultra HD/4K
Radeon R9 290 Series dipersiapkan untuk menangani perangkat Ultra HD alias 4K dengan resolusi gambar 3840 x 2160 piksel. Bahkan Radeon R9 290 Series siap menangani perangkat display Ultra HD/4K dengan input single stream pada refresh rate 60 Hz dengan menggunakan satu konektor Display Port.
- AMD CrossfireX
- AMD PowerTune with Boost
- AMD TrueAudio
- Discrete Digital Multi-Point Audio (Next Generation)
Radeon R9/R7 200 mendapatkan update lainnya pada teknologi Discrete Digital Multi-Point Audio yang kini dikombinasikan dengan teknologi Smart Channel Splitting. Jika pengguna menggunakan konfigurasi Eyefinity dimana setiap monitor memiliki speaker di dalamnya, maka pengguna akan mendapatkan konfigurasi speaker depan kiri, tengah, dan kanan seperti pada konfigurasi surround sound.
- AMD PowerPlay
- AMD ZeroCore Power
- AMD Accelerated Parallel Processing (APP)
- AMD HD3D
- Bitstreaming Audio
- Enhance Quality Anti Aliasing
- Universal Video Decoder 3.0
- PCI Express 3.0 x16
- Dual-Link DVI
- Display Port 1.2
- HDMI 1.4a
Graphics Card
Radeon R9 290X telah mengusung desain terbaru untuk cover heatsink dengan tetap mempertahankan kipas blower pada sisi ekor graphics card. Graphics card ini memiliki ukuran fisik sebesar 267 x 111 x 38 mm. Desain atau ketebalan dua slot membuat graphics card ini tidak memakan banyak tempat di dalam casing komputer dan memudahkan konfigurasi multi-GPU.
Sistem pendingin reference Radeon R9 290X mengandalkan heatsink tipe vapor chamber. Bagian baseplate heatsink terbuat dari bahan tembaga dan bagian sirip-sirip terbuat dari bahan alumunium. Sistem pendingin Radeon R9 290X juga dilengkapi pelat logam dimana pelat tersebut menutupi sisi atas PCB. Pelat logam tersebut tidak mencegah bengkoknya PCB tetapi juga berfungsi sebagai heatsink untuk komponen chip memori dan juga sejumlah komponen di area VRM graphics card.
Sudah menjadi tradisi jika sistem pendingin reference graphics card pada umumnya menggunakan kipas tipe blower. Kipas tersebut menghisap udara dari dalam casing komputer untuk kemudian dihembuskan melewati sirip-sirip heatsink dan diteruskan untuk dibuang keluar melalui ventilasi di sekitar konektor display. Terlihat pada bagian ekor graphics card terdapat tiga saluran udara. Tiga saluran udara tersebut memiliki peran penting sebagai saluran udara tambahan saat lubang udara di atas kipas tertutup bodi graphics card kedua.
Penampang atas dan bawah PCB Radeon R9 290X. Chip GPU Hawaii XT dikelilingi 16 buah chip memori GDDR5 dimana ini setiap chip memori memiliki kapasitas sebesar 256 MB. Radeon R9 290X menggunakan desain PWM 5+1 phase power.
Asupan daya tambahan Radeon R9 290X didapatkan melalui konektor daya PCIe 8-pin dan 6-pin. Konfigurasi seperti ini memungkinkan graphics card mendapatkan asupan daya hingga sebesar 300 Watt.
Radeon R9 290X mengaplikasikan metode Crossfire terbaru dimana tidak diperlukan lagi komponen Crossfire Bridge. Komponen Crossfire Bridge kini digantikan koneksi internal melalui jalur PCI Express.
Tidak jauh dari tempat dulunya berada Crossfire konektor kita dapat menemukan sebuah switch BIOS. Pada saat switch berada di sisi kiri, Radeon R9 290X berjalan pada Quite Mode. Sedangkan saat switch berada pada posisi sebelah kanan, Radeon R9 290X akan berjalan pada Uber Mode.
Quite Mode membuat Radeon R9 290X beroperasi lebih hening dimana putaran kipas graphics card dibatasi pada putaran 40% atau sekitar 2000 rpm, tidak lebih. Untuk Uber Mode, limitasi kecepatan putaran dihilangkan walaupun pada pengujian kami kipas akan berputar pada kisaran 55% atau sekitar 3000 rpm.
Konektor display standar pada Radeon R9 290X terdiri dari:
- 2x Dual-Link DVI-D
- HDMI
- Display Port
Hasil Pengujian
Synthetic Benchmark
3DMark Vantage
Setting : Performance Preset; PPU Off
3DMark 11
Setting : Performance Preset
3DMark Fire Strike
Setting : Default
Unigine Heaven
Setting : 1920×1080; DirectX 11; Extreme Quality; AF x16, AA Off
First-person Shooter Game
Battlefield 3
Setting : 1920×1080; Quality Preset – Ultra
Bioshock Infinite
Setting : 1920×1080; Quality Preset – Ultra
Crysis Warhead
Setting : 1920×1080; DirectX 10; Enthusiast Mode; AA Off
Crysis 3
Setting : 1920×1080; Quality Preset – Very High; AA Off
Metro Last Light
Setting : 1920×1080; DirectX 11; Very High; Advance PhysX Off; AF x16; SSAA On
Third-person Action/Shooter Game
Batman Arkham City
Setting : 1920×1080; DirectX 11 Tessellation-High; Quality Preset-Extreme; No-AA
Lost Planet 2
Setting : 1920×1080; Motion Blur-On; Shadow Detail-High; Texture Detail-High; Rendering Level-High
Setting : 1920×1080; Quality – High; AA Off
Setting : 1920×1080; DirectX 11; Quality Preset-Ultra; SSAO-On; No-AA
Konsumsi Daya
Radeon R9 290X telah menggunakan chip kontroler voltase terbaru. Chip besutan International Rectifier ini mampu memberikan pengaturan voltase lebih presisi dibandingkan chip generasi sebelumnya.
Radeon R9 290X menggunakan mekanisme PowerTune baru. PowerTune akan berkerja dengan menyeimbangkan performa, tingkat kebisingan, temperatur kerja, dan konsumsi daya graphics card. Saat PowerTune bekerja, clock GPU akan naik hingga nilai maksimal yaitu 1000 MHz. Nilai clock GPU seperti itu akan tetap berada di angka 1000 MHz jika nilai empat kondisi graphics card tersebut masih berada pada batas aman. Alhasil nilai clock GPU dapat mengalami fluktuasi di bawah 1000 MHz untuk menjaga empat kondisi graphics card tetap terpenuhi. Seperti pada temperatur kerja di atas, untuk mendapatkan tingkat kebisingan serendah mungkin, putaran kipas dibatasi pada 40% atau 50% dimana hal ini menyebabkan temperatur graphics card meroket ke angka tersebut. Walaupun begitu, temperatur tersebut masih berada pada batas atas nilai Target GPU Temperature.
Radeon R9 290X memiliki nilai standar Target GPU Temperature sebesar 95 °C. Pengguna dapat mengatur nilai tersebut melalui menu Overdrive pada Catalyst Control Center. Saat kami mencoba menurunkan nilai Target GPU Temperature ke angka 75 °C, graphics card kami bekerja dengan temperatur kerja 74 °C tetapi ternyata dibayar dengan penurunan performa dari 71.4 fps menjadi 67.9 fps saat kami uji di aplikasi Unigine Heaven akibat clock GPU sulit menyentuh angka 1000 MHz. Anda juga dapat menggunakan nilai Target GPU Temperature standar dan mendapatkan temperatur kerja maksimal sekitar 64 °C, tetapi temperatur seperti itu di tebus dengan kebisingan akibat kecepatan kipas 100%
Penerus tahta Radeon HD 7970 GHz Edition sebagai graphics card single-GPU terkencang dari AMD akhirnya dilahirkan dengan mengusung nama Radeon R9 290X. Dimotori chip GPU Hawaii XT, Radeon R9 290X siap melibas setiap game yang ada di pasaran saat ini, tidak terkecuali game yang baru akan dirilis di masa mendatang. Resolusi gambar tinggi dan setting kualitas grafik terbaik merupakan syarat utama untuk menikmati game secara maksimal pada Radeon R9 290X.
Temperatur kerja Radeon R9 290X memang tergolong lebih tinggi dibandingkan produk terdahulu. Akan tetapi, AMD menyebutkan temperatur kerja seperti itu tergolong aman dan wajar. Apabila Anda merasa tidak nyaman, hal tersebut dapat diakali dengan menurunkan nilai Target GPU Temperature atau menaikkan kecepatan putaran kipas, tentu dengan konsekuensi seperti kami sebutkan sebelumnya.
Kisaran harga jual $549 (MSRP online) untuk performa gaming setingggi itu tentu saja membuat Radeon R9 290X tidak boleh dilewatkan dari incaran. Apalagi sejumlah produsen komponen cooling telah menyediakan produk custom cooling untuk Radeon R9 290X seperti waterblock dari EK jika Anda tidak puas dengan performa sistem pendingin bawaan.
Tidak hanya menawarkan sektor performa gaming lebih kencang, Radeon R9 290X juga hadir dengan sejumlah feature baru. Sebut saja dukungan API Mantle, DirectX 11.2, TrueAudio, Crossfire tanpa Bridge, metode baru Eyefinity, dukungan perangkat display 4K dan masih banyak lagi.
Radeon R9 290X menjadi penanda ikut kembalinya AMD pada ajang adu kebut graphics card single-GPU terkencang. Pada pengujian kami memang terlihat Radeon R9 290X ($549) mampu mengimbangi GeForce GTX 780 ($649) dan GeForce GTX TITAN ($999), dua graphics card single-GPU terkencang sebelumnya.
Radeon R9 290X memang tidak menang mutlak atas dua graphics card tersebut. Akan tetapi, kenyataan bahwa graphics card dengan harga jual $549 bisa mengalahkan GeForce GTX TITAN yang harganya jauh lebih tinggi ($999) dalam game Battlefield 3, Crysis 3, dan Metro Last Light, adalah sebuah pencapaian yang hebat dari kubu AMD.
Jika pada saat review graphics card NVIDIA kami sempat menerima kritik karena kami menempatkan fitur seperti PhysX dan CUDA sebagai kelebihan tersendiri, kini mungkin kami akan menerima kritik kembali. Sebab, menurut kami, fitur pada R9 seri 290 yang berupa TrueAudio, dukungan RAPTR, PowerTune with Boost, CrossFireX tanpa kabel khusus, support monitor 4K , dan Eyefinity 6 monitor yang lebih mudah, adalah keunggulan unik yang tidak/belum dimiliki pesaingnya.
Pertanyaannya sekarang, apa lagi yang akan dicapai AMD di sisi gaming PC? Apakah nantinya Mantle akan membawa AMD Radeon ke arah monopoli hardware gaming di PC? Indikasinya mengarah ke situ, tapi tentu saja kita harus menunggu sampai Mantle datang, bukan?
Batman Arkham City
Setting : 1920×1080; DirectX 11 Tessellation-High; Quality Preset-Extreme; No-AA
Lost Planet 2
Setting : 1920×1080; Motion Blur-On; Shadow Detail-High; Texture Detail-High; Rendering Level-High
Resident Evil 6
Setting : 1920×1080; Quality – High; AA Off
Racing Game
GRID 2
Setting : 1920×1080; DirectX 11; Quality Preset-Ultra; SSAO-On; No-AA
Konsumsi Daya
Temperature & PowerTune
Pembahasan temperatur kerja Radeon R9 290X sengaja kami pisahkan karena memiliki hubungan erat dengan feature PowerTune. Dengan menggunakan aplikasi Unigine Heaven, temperatur kerja Radeon R9 290X adalah sebagai berikut.AMD Radeon R9 290X (Quite Mode)
- Full-load : 94 °C (fan speed: Auto @40%)
- Idle : 52 °C (fan speed: Auto @20%)
AMD Radeon R9 290X (Uber Mode)
- Full-load : 94 °C (fan speed: Auto @46%)
- Idle : 52 °C (fan speed: Auto @20%)
Radeon R9 290X telah menggunakan chip kontroler voltase terbaru. Chip besutan International Rectifier ini mampu memberikan pengaturan voltase lebih presisi dibandingkan chip generasi sebelumnya.
Radeon R9 290X menggunakan mekanisme PowerTune baru. PowerTune akan berkerja dengan menyeimbangkan performa, tingkat kebisingan, temperatur kerja, dan konsumsi daya graphics card. Saat PowerTune bekerja, clock GPU akan naik hingga nilai maksimal yaitu 1000 MHz. Nilai clock GPU seperti itu akan tetap berada di angka 1000 MHz jika nilai empat kondisi graphics card tersebut masih berada pada batas aman. Alhasil nilai clock GPU dapat mengalami fluktuasi di bawah 1000 MHz untuk menjaga empat kondisi graphics card tetap terpenuhi. Seperti pada temperatur kerja di atas, untuk mendapatkan tingkat kebisingan serendah mungkin, putaran kipas dibatasi pada 40% atau 50% dimana hal ini menyebabkan temperatur graphics card meroket ke angka tersebut. Walaupun begitu, temperatur tersebut masih berada pada batas atas nilai Target GPU Temperature.
Radeon R9 290X memiliki nilai standar Target GPU Temperature sebesar 95 °C. Pengguna dapat mengatur nilai tersebut melalui menu Overdrive pada Catalyst Control Center. Saat kami mencoba menurunkan nilai Target GPU Temperature ke angka 75 °C, graphics card kami bekerja dengan temperatur kerja 74 °C tetapi ternyata dibayar dengan penurunan performa dari 71.4 fps menjadi 67.9 fps saat kami uji di aplikasi Unigine Heaven akibat clock GPU sulit menyentuh angka 1000 MHz. Anda juga dapat menggunakan nilai Target GPU Temperature standar dan mendapatkan temperatur kerja maksimal sekitar 64 °C, tetapi temperatur seperti itu di tebus dengan kebisingan akibat kecepatan kipas 100%
Kesimpulan
Radeon R9 290X
Penerus tahta Radeon HD 7970 GHz Edition sebagai graphics card single-GPU terkencang dari AMD akhirnya dilahirkan dengan mengusung nama Radeon R9 290X. Dimotori chip GPU Hawaii XT, Radeon R9 290X siap melibas setiap game yang ada di pasaran saat ini, tidak terkecuali game yang baru akan dirilis di masa mendatang. Resolusi gambar tinggi dan setting kualitas grafik terbaik merupakan syarat utama untuk menikmati game secara maksimal pada Radeon R9 290X.
Temperatur kerja Radeon R9 290X memang tergolong lebih tinggi dibandingkan produk terdahulu. Akan tetapi, AMD menyebutkan temperatur kerja seperti itu tergolong aman dan wajar. Apabila Anda merasa tidak nyaman, hal tersebut dapat diakali dengan menurunkan nilai Target GPU Temperature atau menaikkan kecepatan putaran kipas, tentu dengan konsekuensi seperti kami sebutkan sebelumnya.
Kisaran harga jual $549 (MSRP online) untuk performa gaming setingggi itu tentu saja membuat Radeon R9 290X tidak boleh dilewatkan dari incaran. Apalagi sejumlah produsen komponen cooling telah menyediakan produk custom cooling untuk Radeon R9 290X seperti waterblock dari EK jika Anda tidak puas dengan performa sistem pendingin bawaan.
Radeon R9 290X VS Radeon HD 7970 GHz Edition
Dibandingkan Radeon HD 7970 GHz Edition, Radeon R9 290X menawarkan performa gaming lebih baik dengan perbedaan performa hingga sekitar 36% pada game tertentu seperti Metro Last Light. Pada umumnya peningkatan performa pada game berkisar di atas 20%. Bahkan pada pengujian 3DMark 11, kami menjumpai perbedaan performa lebih dari 50%. Sementara itu Uber Mode dan Quite Mode ternyata tidak memberikan perbedaan performa signifikan.
Tidak hanya menawarkan sektor performa gaming lebih kencang, Radeon R9 290X juga hadir dengan sejumlah feature baru. Sebut saja dukungan API Mantle, DirectX 11.2, TrueAudio, Crossfire tanpa Bridge, metode baru Eyefinity, dukungan perangkat display 4K dan masih banyak lagi.
Radeon R9 290X VS NVIDIA GeForce
Radeon R9 290X menjadi penanda ikut kembalinya AMD pada ajang adu kebut graphics card single-GPU terkencang. Pada pengujian kami memang terlihat Radeon R9 290X ($549) mampu mengimbangi GeForce GTX 780 ($649) dan GeForce GTX TITAN ($999), dua graphics card single-GPU terkencang sebelumnya.
Radeon R9 290X memang tidak menang mutlak atas dua graphics card tersebut. Akan tetapi, kenyataan bahwa graphics card dengan harga jual $549 bisa mengalahkan GeForce GTX TITAN yang harganya jauh lebih tinggi ($999) dalam game Battlefield 3, Crysis 3, dan Metro Last Light, adalah sebuah pencapaian yang hebat dari kubu AMD.
Jika pada saat review graphics card NVIDIA kami sempat menerima kritik karena kami menempatkan fitur seperti PhysX dan CUDA sebagai kelebihan tersendiri, kini mungkin kami akan menerima kritik kembali. Sebab, menurut kami, fitur pada R9 seri 290 yang berupa TrueAudio, dukungan RAPTR, PowerTune with Boost, CrossFireX tanpa kabel khusus, support monitor 4K , dan Eyefinity 6 monitor yang lebih mudah, adalah keunggulan unik yang tidak/belum dimiliki pesaingnya.
Radeon R9 290X: Graphics Card Gaming Terbai
Dengan performa yang tergolong tertinggi, fitur ekstra yang berlimpah, dan (yang paling penting) harga yang jauh lebih masuk di akal dibandingkan pesaingnya, R9 290X memimpin jajaran AMD Radeon ke arah dominasi graphics card untuk gaming di PC.Pertanyaannya sekarang, apa lagi yang akan dicapai AMD di sisi gaming PC? Apakah nantinya Mantle akan membawa AMD Radeon ke arah monopoli hardware gaming di PC? Indikasinya mengarah ke situ, tapi tentu saja kita harus menunggu sampai Mantle datang, bukan?
No comments:
Post a Comment