Salah seorang petinggi Twitter
menganganggap Facebook serakah ingin menguasai jejaring sosial di dunia
maya. Meski keduanya bersaing di bisnis yang sama, Kepala media Twitter
Chloe Sladden merasa Facebook terlalu berambisi memenangkan setiap
pertempuran yang ada, meskipun jejaring sosial yang didirikan Mark
Zuckerberg itu memiliki pengguna yang jauh lebih banyak.
“Pendekatan Facebook ialah mendominasi, menghancurkan, merusak sesuatu hal. Itu sangat jelas bagi saya bahwa itu bukanlah cara kita,” ungkap Sladden dalam sebuah sesi wawancara ekslusif, dilansir Dailly Mail.
Twitter mengalami lebih dari sebuah tantangan biasa dari Facebook. Ketika menggelar IPO pada Mei 2012 silam, Facebook telah memiliki 845 juta pengguna. Sementara Twitter yang belum melakukan go-public hanya memiliki sekitar 215 juta pengguna. Twitter pun hanya memiliki 13 persen dari pendapatan yang Facebook punya.
Pendapat Sladden ini bukan berarti tak memiliki alasan yang kuat. Pasalnya, ada beberapa bentuk keserakahan Facebook yang menurutnya justru merugikan Twitter. Pada April lalu, ketika Twitter mencoba mendekati Instagram untuk pengakuisisian, namun langkah mereka kandas karena Facebook berani menawarkan dana yang lebih menggiurkan, mencapai US$ 1 miliar lebih. Setelah akuisisi itu, Instagram pun menututup akses penggunanya untuk memposting foto di timeline Twitter. Akhirnya, guna menyaingi Instagram, menambahkan beberapa fitur di software photo-editing-nya, seperti filter dan cropping.
Belum lagi, ketika Facebook mulai mengaplikasikan berbagai konten ikonik yang menjadi ciri khas Twitter, seperti hashtag ‘#’, tanda ‘@’, trending post, dan tampilan antarmuka yang berbentuk timeline. Meskipun begitu, Sladden mengatakan, setidaknya Twitter telah berhasil memenangkan pertempuran atas Faceook soal, “kebutuhan dasar manusia untuk saling terhubung”.
Bisa jadi juga ini langkah Facebook untuk menjegal Twitter karena kekecewaan mereka pada 2008 silam. Pada waktu itu, ketika masih belum sepopuler sekarang, Twitter menolak mentah-mentah tawaran akuisisi Facebook senilai US$ 500 juta. Hasilnya, Twitter bisa bertahan hingga sekarang, membututi Facebook di kancah jejaring sosial, dan berniat menggelar IPO pada pertengahan November mendatang.
“Pendekatan Facebook ialah mendominasi, menghancurkan, merusak sesuatu hal. Itu sangat jelas bagi saya bahwa itu bukanlah cara kita,” ungkap Sladden dalam sebuah sesi wawancara ekslusif, dilansir Dailly Mail.
Twitter mengalami lebih dari sebuah tantangan biasa dari Facebook. Ketika menggelar IPO pada Mei 2012 silam, Facebook telah memiliki 845 juta pengguna. Sementara Twitter yang belum melakukan go-public hanya memiliki sekitar 215 juta pengguna. Twitter pun hanya memiliki 13 persen dari pendapatan yang Facebook punya.
Pendapat Sladden ini bukan berarti tak memiliki alasan yang kuat. Pasalnya, ada beberapa bentuk keserakahan Facebook yang menurutnya justru merugikan Twitter. Pada April lalu, ketika Twitter mencoba mendekati Instagram untuk pengakuisisian, namun langkah mereka kandas karena Facebook berani menawarkan dana yang lebih menggiurkan, mencapai US$ 1 miliar lebih. Setelah akuisisi itu, Instagram pun menututup akses penggunanya untuk memposting foto di timeline Twitter. Akhirnya, guna menyaingi Instagram, menambahkan beberapa fitur di software photo-editing-nya, seperti filter dan cropping.
Belum lagi, ketika Facebook mulai mengaplikasikan berbagai konten ikonik yang menjadi ciri khas Twitter, seperti hashtag ‘#’, tanda ‘@’, trending post, dan tampilan antarmuka yang berbentuk timeline. Meskipun begitu, Sladden mengatakan, setidaknya Twitter telah berhasil memenangkan pertempuran atas Faceook soal, “kebutuhan dasar manusia untuk saling terhubung”.
Bisa jadi juga ini langkah Facebook untuk menjegal Twitter karena kekecewaan mereka pada 2008 silam. Pada waktu itu, ketika masih belum sepopuler sekarang, Twitter menolak mentah-mentah tawaran akuisisi Facebook senilai US$ 500 juta. Hasilnya, Twitter bisa bertahan hingga sekarang, membututi Facebook di kancah jejaring sosial, dan berniat menggelar IPO pada pertengahan November mendatang.
No comments:
Post a Comment