Dalam beberapa bulan terakhir,
pemerintah Cina mulai membatasi penduduknya mengakses website tertentu
yang dapat memicu kestabilan politik dan sosial negara. Tidak sedikit
dari mereka pun yang akhirnya mulai memakai aplikasi pihak ketiga,
seperti yang ada di iPhone, OpenDoor agar dapat melewati semacam sistem
firewall internet dari pemerintah.
Namun kini mereka tak bisa lagi menggunakan aplikasi iPhone bernama OpenDoor. Sebab pihak Apple telah menarik sekaligus melarang peredaran aplikasi tersebut di perangkat iPhone penggunanya. Hal inilah yang turut menimbulkan berbagai kekecewaan dan kritikan sebagian pengguna internet Cina terhadap perusahaan asal Cupertino, Amerika Serikat itu.
Dilansir BBC, bukan hanya pengguna, bahkan pengembang aplikasi OpenDoor menulis surat protesnya kepada pihak Apple atas kebijakan ini. Sementara Apple hanya bisa berdalih, pembuat smartphone maupun pengembang aplikasi mesti “mematuhi semua persyaratan hukum di setiap lokasi di mana mereka menyediakan produknya ke pengguna. Pengembang juga memiliki kewajiban memahami dan mematuhi semuang undang-undang setempat.”
Sementara itu Zhou Shuguang, seorang blogger asal Cina yang juga terkenal sebagai jurnalis warga (Citizen Journalism) mengatakan, sewaktu OpenDoor masih bida diandalkan, perangkat Apple telah menjadi salah satu alat pengguna internet Cina guna menghindari firewall website di negeri tirai bambu itu.
Pengguna internet pun mengaku kecewa dengan langkah Apple ini. Dan bahkan, menuduh Apple telah tunduk dengan kebijakan pemerintah agar bisa masuk ke pasar Cina, negara dengan penetrasi internet dan smartphone terbesar di dunia. “Itu begitu buruk bahwa Saya tidak bisa lagi sekarang melewati firewall.
Apple bertekad untuk memiliki bagian dari potongan yang besar di pasar internet Cina. Namun tanpa sensor diri yang ketat, Apple tidak dapat memasuki pasar Cina,” kata salah seorang pengguna internet Cina.
OpenDoor sendiri bukanlah aplikasi pertama yang telah dihapus dari App Store Apple di Cina. Sebelumnya, aplikasi berita media yang berbasis di AS juga dilarang karena dianggap menyebarkan informasi fitnah soal pemerintah Cina. Dengan pengguna internet melalui smaartphone telah mencapai hampir 500 juta orang, pemerintah pun tak ingin setangah dari jumlah penduduknya itu terpengaruh dari informasi yang tersebar di dunia maya.
Namun kini mereka tak bisa lagi menggunakan aplikasi iPhone bernama OpenDoor. Sebab pihak Apple telah menarik sekaligus melarang peredaran aplikasi tersebut di perangkat iPhone penggunanya. Hal inilah yang turut menimbulkan berbagai kekecewaan dan kritikan sebagian pengguna internet Cina terhadap perusahaan asal Cupertino, Amerika Serikat itu.
Dilansir BBC, bukan hanya pengguna, bahkan pengembang aplikasi OpenDoor menulis surat protesnya kepada pihak Apple atas kebijakan ini. Sementara Apple hanya bisa berdalih, pembuat smartphone maupun pengembang aplikasi mesti “mematuhi semua persyaratan hukum di setiap lokasi di mana mereka menyediakan produknya ke pengguna. Pengembang juga memiliki kewajiban memahami dan mematuhi semuang undang-undang setempat.”
Sementara itu Zhou Shuguang, seorang blogger asal Cina yang juga terkenal sebagai jurnalis warga (Citizen Journalism) mengatakan, sewaktu OpenDoor masih bida diandalkan, perangkat Apple telah menjadi salah satu alat pengguna internet Cina guna menghindari firewall website di negeri tirai bambu itu.
Pengguna internet pun mengaku kecewa dengan langkah Apple ini. Dan bahkan, menuduh Apple telah tunduk dengan kebijakan pemerintah agar bisa masuk ke pasar Cina, negara dengan penetrasi internet dan smartphone terbesar di dunia. “Itu begitu buruk bahwa Saya tidak bisa lagi sekarang melewati firewall.
Apple bertekad untuk memiliki bagian dari potongan yang besar di pasar internet Cina. Namun tanpa sensor diri yang ketat, Apple tidak dapat memasuki pasar Cina,” kata salah seorang pengguna internet Cina.
OpenDoor sendiri bukanlah aplikasi pertama yang telah dihapus dari App Store Apple di Cina. Sebelumnya, aplikasi berita media yang berbasis di AS juga dilarang karena dianggap menyebarkan informasi fitnah soal pemerintah Cina. Dengan pengguna internet melalui smaartphone telah mencapai hampir 500 juta orang, pemerintah pun tak ingin setangah dari jumlah penduduknya itu terpengaruh dari informasi yang tersebar di dunia maya.
No comments:
Post a Comment