Beberapa orang sudah semakin banyak menggunakan smartphone, laptop, maupun wearable device untuk mengetahui kesehatannya sehari-hari. Perangkat teknologi mobile dipercaya, kian mampu menyediakan data kesehatan yang akurat bagi penggunanya. Hal ini yang kemudian dapat mengancam profesi dokter ketika sebagian orang lebih memilih memeriksa kesehatannya menggunakan perangat mobile, ketimbang pergi klinik atau rumah sakit.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Washington, fenomena ini karena didorong oleh pengukuran dan pemeriksaan kesehatan yang diperoleh dari aplikasi kesehatan di perangkat smartphone bisa lebih rinci serta akurat dari laporan yang dibuat dokter.
“Seorang dokter mengatakan kepada kami, ‘Saya tahu bagaimana mengelola tiga data tekanan darah pasien yang diambil di klinik saya, tetapi saya tiak tahu bagaimana mengelola 10.000 data yang didapat di rumah sesorang,” kata Prof. Gina Neff, salah seorang peneliti dari Universitas Washington.
Hanya saja, peran dokter masih dibutuhkan untuk menganalisis data dan membuat keputusan dari hasil yang dikeluarkan oleh aplikasi kesehatan yang dipakai pasien tersebut. “Berbagai jenis ekspektasi bahwa orang bertindak dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan data, membuat keputusan dari data yang sebenarnya tidak cocok dengan semua data yang ada di orang lain,” ujar Neff.
Sebagai contoh, seorang pengguna aplikasi kesehatan di smartphone tidak bisa serta-merta menyimpulkan dirinya telah terkena penyakit jantung, hanya karena data yang diperolehnya positif. Ada baiknya, Ia mesti berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai hal ini, setelah mendapatkan informasi dari perangkat mobile-nya.
Menurut Neff, dokter maupun peneliti kesehatan akan berusaha untuk menggunakan data kesehatan pasien penggunanya untuk bertukar informasi. Neff percaya, dalam waktu dekat pemahaman tentang data rill yang digunakan pasien dari smartphone dapat membuat aliran komunikasi yang baru antara pasien, dokter, dan peneiliti kesehatan. Sehingga, ini menjadi suatu efisiensi yang penting ketika pasien tak selalu mesti mondar-mandir ke klinik atau rumah sakit guna mengecek kesehatannya.
“Dokter saya mungkin tak ingin saya menggunakan data dari ponsel saya untuk memberi tahu tentang kesehatan, tetapi saya menggunakan data tersebut untuk memulai percakapan dengan dokter saya, yang mungkin bisa menjadi salah satu cara paling penting, membuat hubungan interoperabilitas sosial melalui jenis data ini,” imbuhnya, dilansir Cellular-News.
No comments:
Post a Comment