Selamat Datang ,Dan Selamat Membaca, Enjoyy :)

Friday, 11 October 2013

Kontrasnya Hasil Kuartal HTC dan Samsung

Dua pembuat smartphone yang sama-sama dari kawasan Asia, Samsung dan HTC, akan mencetak rekor baru tahun ini dalam hal melaporkan hasil kinerja kuartal terbaru mereka. Ironinya, ada kontras di antara keduanya yang baru saja terjadi pada tahun ini.

Samsung HTC

Perusaaan asal Taiwan HTC dilaporkan menderita kerugian penjualan pada kuartal terbaru ini semenjak 2002 silam. Ini artinya, HTC baru kali ini menderita kerugian per kuartal sejak sebelas tahun terakhir. Sementara Samsung malah mencetak rekor baru dalam hal kenaikan laba per-kuartalnya dibanding tahun-tahun sebelumnya.

HTC melaporkan telah menderita kerugian hingga 3,5 miliar dolar Taiwan (Rp 1,3 triliun). Itu terjadi setelah penjualan smartphone mereka menurun hingga sepertiga menjadi 47,05 miliar dolar Taiwan (Rp 18,5 triliun). Analis pun sampai menyarankan HTC agar segera mencari kemitraan baru atau melakukan merger dengan perusahaan IT lainnya. Menurut analis, hal itu guna menghindari terjepitnya pasar smartphone high-end antara Samsung-Apple dan pasar low-end smartphone Cina.

Peter Chou, CEO HTC sebelumnya juga telah memperingatkan investor bahwa pihaknya bakal menderita kerugian parah, seperti yang telah diperkirakan berbagai analis pasar. Seorang analis dari Yuanta Securities di Taipei, Dennis Chan mengatakan, HTC telah menderita manufaktur karena biaya komponen yang lebih mahal dari biasanya, terutama harga chip. Ini yang kemudian membuat margin keuntungan menurun ketika memasuki pasar smartpphone low-end di Cina.

Belum lama ini HTC juga telah menjual unit bisnis video mobile, Saffron Digital senilai US$ 48 juta (Rp 550 miliar). Itu harga yang sama saat mereka mengakuisi Saffron pada Februari 2011 silam. Bahkan guna menutupi kerugian lebih besar lagi, HTC pun berniat menjual 25 persen sahamnya yang tersisa di perusahaan headphone Beats Electroinics sebesar US$ 285 juta (Rp 3,3 triliun). Kendati demikian, pendiri HTC, Cher Wang berulang kali mengatakan Ia tak akan menjual perusahaan meskipun harga sahamnya berada di titik yang lebih rendah.

Sementara itu di kubu Samsung Electronics yang memiliki unit bisnis chip memory, media penyimpanan, kamera, TV, dan perangkat mobile, seperti laptop, smartphone, dan tablet akan memperoleh laba hingga 10,1 triliun won (Rp 107 triliun). Angka ini naik signifikan hingga 25 persen dibanding tahun lalu. Bahkan, hasil ini mampu mengalahkan prediksi analis, mengingat penjualan smartphone high-end Samsung diperkirakan akan mulai menurun.

Yang menjadi faktor keberhasilan Samsung pada kuartal terbaru ini ialah bisnis chip. Penjualan chip memory Samsung mulai melonjak, setelah pesaing terdekat mereka, SK Hynix (produsen chip memory terbesar kedua di dunia setelah Samsung) menderita kebakaran pabrik yang ada di Cina pada September lalu. Kebakaran itu membuat harga chip memory Hynix telah melonjak hingga 37 persen, sehingga membuat konsumen maupun klien perusahaan mulai beralih memesan chip Samsung.

“Chip memory, bukan handset, yang telah berhasil mendorong perjalanan berikutnya bagi Samsung dalam pertumbuhan laba,” kata Mark Newman, seorang analis senior di Bernstein dalam sebuah sebuah catatannya kepada klien, dilansir Guardian.

No comments:

Post a Comment