Selamat Datang ,Dan Selamat Membaca, Enjoyy :)

Monday, 14 October 2013

Kesuksesan Xiaomi yang Mungkin Mesti Ditiru Apple

Tiga tahun sejak Lei Jun mendirikan Xiaomi, perusahaannya telah berhasil menangkap pangsa pasar smartphone di Cina sebesar lima persen pada kuartal kedua tahun ini. Angka itu juga yang kemudian membawa Xiaomi berhasil menyalip Apple untuk pertama kalinya, menurut hasil riset Canalys.

Xiaomi

Pada September lalu, Xiaomi memperkenalkan smartphone terbarunya dalam sebuah acara yang cukup meriah dan berkesan. Penggemar yang hadir pun langsung mengangkat glow stick mereka dan berteriak paling keras sewaktu Lei mengumumkan harga perangkat tersebut. Ini sesuatu hal yang paling ditunggu-tunggu masyarakat Cina yang menginginkan smartphone high-end dengan harga low-end. Terlebih, Xiaomi merupakan produk dalam negeri Cina.

Dengan harga 1.999 yuan (US$ 327), Xiaomi menawarkan Mi3, smartphone yang dipersenjatai chip NVIDIA Tegra 4. Setengah harga dari yang ditawarkan Apple melalui iPhone 5C. Bahkan, spesifikasi yang sama dengan smartphone high-end keluaran Samsung, harga Xiaomi bisa lebih murah lagi. Rencananya, Xiaomi akan merilis Mi3 pada pertengahan bulan ini. “Jadi kami mencoba menjual produk kami dengan harga yang tidak berbeda jauh dengan biaya produksi,” kata Lei dalam sebuah wawancara, dilansir Wall Street Journal.

Faktor hargalah yang menjadi pendorong pertumbuhan pesat Xiaomi di Cina, pasar smartphone terbesar di dunia saat ini. Ia berharap, ada 20 juta handset yang terjual pada akhir tahun nanti. Tahun lalu, Xiaomi pun berhasil menjual tujuh juta unit smartphone.

“Kami memanfaatkan cara berpikir Internet. Di internet, produk-produk terbaik yang sering digunakan, semuanya gratis. Email gratis dan sebagian besar konten pun gratis. Melalui model gratis seperti ini, Anda dapat menarik pengguna dengan lebih cepat,” Ungkap pria kelahiran 43 silam itu.

Xiaomi 3

Meski belum menjadi perusahaan publik, tetapi berdasarkan penggalangan dana terbaru Xiaomi, nilai perusahaan tersebut ditaksir sekitar US$ 10 miliar. Tahun lalu saja, Xiaomi berhasil mengantongi pendapatan mencapai 12,65 miliar yuan (US$ 2,07 mililiar). Ia menjelaskan, selain smartphone, pendapatan Xiaomi berasal dari penjualan konten layanan, seperti aplikasi Android dan sejumlah aksesoris, mulai dari baterai, casing handset hingga boneka maskot Xiaomi seharga US$ 3 hingga US$ 24. Terlebih, citra perusahaan tersebut makin menguat setelah Presiden Cina Xi Jinping, mengundang Lei dalam sebuah acara Partai Kmunis Cina, bertemakan teknologi.

Sementara Apple yang beberapa bulan lalu dirumorkan akan mengeluarkan smartphone murah berbalut plastik, iPhone 5C malah terjebak dengan harga yang tak sesuai dengan pasar negara berkembang, seperti Cina. Beberapa pihak awalnya berharap, iPhone 5C akan dijual dengan harga sekitar US$ 400. Namun nyatanya, ketika dirilis di Cina, harga resmi non-kontrak perangkat tersebut malah dibanderol 4.448 Yuan (US$ 726). Rentang harga yang cukup jauh, bila dibanding dengan biaya produksi iPhone C yang diperkirakan hanya mencapai US$ 173. Terlebih, Apple memiliki beberapa pabrik perakitan iPhone yang tersebar di beberapa wilayah di Cina, sehingga dapat meminimalisir biaya pengiriman.

Menurut laporan terbaru media lokal Cina C Technology, Apple pun dikabarkan akan memotong setengah jumlah produksi iPhone 5C di Cina. Dari 300.000 unit per hari menjadi 150.000 unit per hari. Ini mengindikasikan, Apple masih memiliki persedian iPhone 5C cukup melimpah untuk pasar Cina dan mungkin global. Bukan hanya itu saja, Apple juga telah memangkas harga iPhone 5C hingga 30 persen menjadi sekitar 3.000 hingga 3.300 Yuan (US$ 489 – 539).

“Saya percaya dalam banyak aspek, kami telah melampaui (Apple dan Samsung. Kami memiliki beberapa bagian yang lebih baik, namun menjadi kelemahan mereka,” Ungkap Lee yang juga mengakui, awalnya Ia belajar mengenai kesuksesan pendiri Apple, Steve Jobs ketika membangkitkan industri PC pada 1980-an melalui buku berjudul “Fire in the Valley”.

Seolah menyiratkan seperti apa yang dikatakan Lei, kelemahan Apple namun menjadi kelebihan Xiaomi ialah, Apple tak mampu memberikan smartphone high-end dengan harga yang pantas untuk mayoritas masyarakat negara berkembang, bukan hanya Cina. Bahkan mantan CEO Apple, John Sculley pernah mengatakan, bisnis Apple layaknya pabrikan mobil mewah BMW yang tak berminat, bermain di produk berharga murah.

No comments:

Post a Comment