Dalam beberapa bulan terakhr ini, Huawei tengah berjuang memulihkan nama baiknya setelah House Intelligence Committee AS dan mantan direktur CIA, Michael Haden menuduhnya sebagai mata-mata pemerintah Cina. Akibat tuduhan tersebut, Huawei tak bisa ikut tender penyediaan jaringan komunikasi di beberapa negara, termasuk AS dan Australia karena takut jaringan komunikasinya disadap Beijing.
“Kami dapat memastikan bahwa kami tidak pernah menerima instruksi atau permintaan dari pemerintah manapun atau lembaga untuk mengubah posisi, kebijakan, prosedur, hardware/software, praktik kerja atau apapun, selain saran untuk meningkatkan keamanan cyber end-to-end kami,” ungkap Deputy Chairman Huawei, Ken Hu dalam sebuah pernyataan tertulis, dilansir The Guardian.
Ia juga menegaskan, pihaknya tidak pernah diminta pihak lain untuk menyediakan akses teknologi, memberikan data atau informasi setiap warga negara atau organissi manapun kepada pemerintah atau instansi negara.
Pernyataan Hu tersebut datang setelah adanya laporan pada bulan Oktober yang dibuat kongres AS bahwa Huawei mendapat predikat memiliki risiko keamanan. Ketua komite, Mike Rogers malah menyarankan berbagai perusahaan di AS agar mencari vendor penyedia peralatan telekomunikasi lain, ketimbang mesti memilih Huawei. “Itu jika anda peduli tentang privasi konsumen Anda, dan Anda peduli tentang keamanan nasional Amerika Serikat,” ujarnya.
Pada Juni lalu, Huawei sebenarnya telah mengeluarkan bantahan rumor tersebut. Mereka menegaskan, tidak ada bukti kuat pihaknya telah menyediakan akses yang mendukung mata-mata maupun peretasan. Huawei juga mengatakan pada waktu itu, tuduhan dari Michael Haden merupakan omong kosong yang telah kami dengar selama bertahun-tahun.
No comments:
Post a Comment