
Sebagian besar gamer yang Anda temui, terutama mereka yang menggemari franchise-franchise raksasa FPS, biasanya akan menyimpulkan daya tarik yang berbeda antara Battlefield dan Call of Duty. Salah satu penjelasan paling sederhana yang mungkin sering Anda temui adalah bahwa COD menawarkan sisi single player yang lebih baik, sementara Battlefield menjual mode sensasi multiplayer yang lebih epik. Penjelasan yang satu ini seolah menyimpulkan semua hal yang seringkali diperdebatkan, siapa yang lebih baik – Battlefield atau Call of Duty. Kelemahan ini sendiri bahkan diakui oleh DICE sendiri, sebagai developer Battlefield.
Patrick Bach dari DICE menyatakan bahwa Battlefield memiliki resep rahasia untuk terus mendulang sukses. Ia secara terbuka menegaskan bahwa nilai jual terbaik franchise andalannya ini terletak pada pengalaman gameplay yang ditawarkan, dan bukannya di sisi cerita atau naratif yang ada, apalagi mengingat mode single player penuh memang baru ditawarkan di seri Battlefield 3. Bach menegaskan bahwa cerita dibangun sebagai pembungkus game saja, namun intisarinya terletak pada pengalaman memainkannya. Patrick Soderlund dari EA juga menambahkan bahwa orang Swedia memang bukanlah pencerita yang baik, dan lebih handal membangun sebuah sistem. Oleh karena itu, Battlefield dibangun sebagai sebuah sistem hiburan menyeluruh dan bukan sekedar media untuk berbagi cerita.
Dalam wawancaranya dengan New York Times, Bach juga membicarakan tentang masa depan Battlefield yang tentu saja akan terus berlanjut. Ditanya apa yang pantas untuk diekspektasi dari Battlefield 5 suatu saat nanti, Bach menginginkan lebih banyak kehancuran yang bisa dipicu dibandingkan Battlefield 4, tentunya.

DICE sendiri bahkan mengakui bahwa Battlefield memang tidak kuat di sisi cerita.
No comments:
Post a Comment