“Tablet sekarang lebih populer dari PC. Anda dapat membacanya, tablet tahu di mana Anda, memiliki accelerometer. Ada segala macam hal yang penerbit majalah bisa lakukan di tablet, namun tidak bisa dilakukan di majalah cetak,” ujar Schmidt dalam sebuah acara yang diadakan Asosiasi Penerbit Majalah se-Amerika Serikat, seperti dilansir Mashable.
Schmidt percaya dalam waktu lima tahun mendatang, tablet akan menjadi perangkat baca pengganti dari media tradisional, seperti majalah dan koran cetak berbahan kertas. Selain memiliki biaya produksi penerbitan yang lebih murah, distribusi majalah ke pembaca bisa lebih cepat, dan penerbit bisa mencetak majalah sebanyak yang mereka inginkan, tanpa mengkhawatirkan menumpuknya edisi yang tak terjual.
Selain itu, menurut Schmidt, keuntungan yang bisa diperoleh penerbit ialah dapat memantau grafik sosial dan data lokasi pembacanya serta berbagai fitur lain yang dapat membantu meningkatkan interaksi antara penerbit ke pembaca.
“Ini sangat positif bagi penerbit. Dalam dunia periklanan online, lokasi memungkinkan Anda lebih banyak menempatkan iklan yang sesuai dengan target wilayah, semakin besar kemungkinan pembaca untuk mengklik iklan, dan semakin besar juga kemungkinan pengiklan untuk menawar harga iklan yang lebih tinggi,” ungkap Schmidt.
Sayangnya, Ia tidak menjelaskan apakah iklan di penerbit majalah akan mampu bersaing dengan layanan penyedia iklan digital yang ditawarkan Google atau Facebook. Pasalnya selama ini, pangsa pasar iklan yang dimiliki majalah kian dirampas oleh perusahan internet. Banyak perusahaan yang lebih mengiklankan produknya melalui layanan Google, seperti AdWord ketimbang mesti diselipkan di majalah, baik cetak maupun digital.
No comments:
Post a Comment