Kalau si kulit bundar
sudah “ngambek”, pasti perjalanan terganggu, urusan dengan orang
bengkel lebih lama, terlebih saat itu duitnya cekak. Parah! Itulah
sederet masalah di jalan ketika ban sepeda motor bermasalah.
Ban bagi sepeda motor, tak ubahnya seperti kaki manusia. Tanpanya,tidak usah muluk-muluk hendak pergi jauh, yang dekat pun akan berabeh.
Untuk itu si kulit bundar juga perlu perhatian khusus agar tidak
merepotkan di jalan. Mengenalinya lebih dalam, berarti menjaga usia
pakainya lebih lama. Berikut beberapa tips untuk mengenali tabiat ban
hingga cara mengantisipasinya dari kecelakaan fatal di jalan.
1. Tabiat Berkendara
Cara berkendara seseorang ternyata berpengaruh besar
terhadap keawetan ban. Semakin “jorok” saat berkendara, semakin cepat
rusak traksi ban. “Perhatikan deh saat kita mengerem mendadak.
Saat itu pula traksi ban akan bekerja keras menahan laju motor. Semakin
sering, maka ban akan berkurang daya lekatnya karena permukaan ban jadi
botak dan tidak rata (bergelombang),” buka Robi Kismis, Kepala Mekanik
Bengkel Raya Motor Bekasi, kepada MotoDream.
2. Waspadai Ban Abnormal
Maksudnya waspadai ban yang fungsinya sudah tidak semestinya lagi, karena telapak atau tread ban
sudah aus. Untuk itu penting sekali memeriksa tekanan ban setiap kali
hendak melakukan perjalanan jauh. “Salah satu manfaat menjaga tekanan
angin adalah menghindari ban lebih mudah terkena benda tajam, terutama
jika ban sudah mulai aus. Juga agar daya imbang motor dengan berat beban
jadi terkontrol” sambung Robi.
3. Suhu dan Cuaca
Sudah bukan rahasia lagi, selain jarak tempuh, suhu dan
cuaca juga mempengaruhi keawetan ban. Di Indonesia menganut dua musim,
yaitu kemarau dan hujan. Keduanya berpengaruh besar terhadap keawetan
ban. “Saat musim panas atau kemarau, kondisi jalan yang panas cepat
menyebabkan usia ban bertambah lebih pendek dibandingkan musim hujan.
Hitung-hitungannya karena panas aspal bertemu dengan putaran ban yang
juga panas, sehingga ban cepat tipis dan aus” jabar Andri, Service Area
Corsa Ban Indonesia.
4. Kenapa Ban Berputar Tidak Teratur?
Hal itu terjadi karena motor membawa muatan berat, dengan kecepatan yang lumayan tinggi. “Kalau saja ban bisa ngomong, pastinya si kulit bundar
itu akan teriak karena muatan yang kita bawa tidak sesuai dengan
kapasitas motornya, kalau sudah seperti ini sebaiknya berhentilah
sejenak, kemudian periksalah putarannya apakah sudah seimbang. Jika
motornya menggunakan jari-jari, pastikan jari-jari kencang dan tidak
oblak (goyang), dan berjalanlah secara pelan-pelan agar dapat
kesembangan” papar Bro Gaplek, bikers sekaligus pemilik outlet ban di kawasan Bekasi Barat. .
5. Pastikan Tekanan Angin Seimbang
Periksalah secara rutin tekanan angin (setiap hari),
terutama saat udara dingin. Pastikan tekanan angin ban depan-belakang
terisi dengan baik. “Jika tidak seimbang, sangat berbahaya sekali saat
di jalan, terutama untuk mengerem,” sambung Bro Gaplek.
6. Ganti Ban
Gantilah ban setelah digunakan 10.000 km, ini untuk menjaga
kelancaran berkendara. Sebab semakin aus ban, maka daya gigit ban ke
aspal semakin hilang dan ini berbahaya sekali terutama saat jalanan
licin akibat hujan. “Jangan paksakan dengan kondisi ban botak untuk
bepergian jauh. Karena bukan hanya berbahaya bagi diri sendiri, tapi
juga bagi pengguna jalan lain” tutup Andri.
No comments:
Post a Comment