Selamat Datang ,Dan Selamat Membaca, Enjoyy :)

Sunday, 22 January 2012

biar Si Kulit Bundar Nggak “Ngambek”


Biar Si Kulit Bundar Nggak “Ngambek”Kalau si kulit bundar sudah “ngambek”, pasti perjalanan terganggu, urusan dengan orang bengkel lebih lama, terlebih saat itu duitnya cekak. Parah! Itulah sederet masalah di jalan ketika ban sepeda motor bermasalah.
Ban bagi sepeda motor, tak ubahnya seperti kaki manusia. Tanpanya,tidak usah muluk-muluk hendak pergi jauh, yang dekat pun akan berabeh. Untuk itu si kulit bundar juga perlu perhatian khusus agar tidak merepotkan di jalan. Mengenalinya lebih dalam, berarti menjaga usia pakainya lebih lama. Berikut beberapa tips untuk mengenali tabiat ban hingga cara mengantisipasinya dari kecelakaan fatal di jalan.
1.    Tabiat Berkendara
Cara berkendara seseorang ternyata berpengaruh besar terhadap keawetan ban. Semakin “jorok” saat berkendara, semakin cepat rusak traksi ban. “Perhatikan deh saat kita mengerem mendadak. Saat itu pula traksi ban akan bekerja keras menahan laju motor. Semakin sering, maka ban akan berkurang daya lekatnya karena permukaan ban jadi botak dan tidak rata (bergelombang),” buka Robi Kismis, Kepala Mekanik Bengkel Raya Motor Bekasi, kepada MotoDream.
2.    Waspadai Ban Abnormal
Maksudnya waspadai ban yang fungsinya sudah tidak semestinya lagi, karena telapak atau tread ban sudah aus. Untuk itu penting sekali memeriksa tekanan ban setiap kali hendak melakukan perjalanan jauh. “Salah satu manfaat menjaga tekanan angin adalah menghindari ban lebih mudah terkena benda tajam, terutama jika ban sudah mulai aus. Juga agar daya imbang motor dengan berat beban jadi terkontrol” sambung Robi.
Biar Si Kulit Bundar Nggak “Ngambek”3.    Suhu dan Cuaca
Sudah bukan rahasia lagi, selain jarak tempuh, suhu dan cuaca juga mempengaruhi keawetan ban. Di Indonesia menganut dua musim, yaitu kemarau dan hujan. Keduanya berpengaruh besar terhadap keawetan ban. “Saat musim panas atau kemarau, kondisi jalan yang panas cepat menyebabkan usia ban bertambah lebih pendek dibandingkan musim hujan. Hitung-hitungannya karena panas aspal bertemu dengan putaran ban yang juga panas, sehingga ban cepat tipis dan aus” jabar Andri, Service Area Corsa Ban Indonesia. 
4.    Kenapa Ban Berputar Tidak Teratur?
Hal itu terjadi karena motor membawa muatan berat, dengan kecepatan yang lumayan tinggi. “Kalau saja ban bisa ngomong, pastinya si kulit bundar itu akan teriak karena muatan yang kita bawa tidak sesuai dengan kapasitas motornya, kalau sudah seperti ini sebaiknya berhentilah sejenak, kemudian periksalah putarannya apakah sudah seimbang. Jika motornya menggunakan jari-jari, pastikan jari-jari kencang dan tidak oblak (goyang), dan berjalanlah secara pelan-pelan agar dapat kesembangan” papar Bro Gaplek, bikers sekaligus pemilik outlet  ban di kawasan Bekasi Barat.   .
5.    Pastikan Tekanan Angin Seimbang
Periksalah secara rutin tekanan angin (setiap hari), terutama saat udara dingin. Pastikan tekanan angin ban depan-belakang terisi dengan baik. “Jika tidak seimbang, sangat berbahaya sekali saat di jalan, terutama untuk mengerem,” sambung Bro Gaplek.
6.    Ganti Ban
Gantilah ban setelah digunakan 10.000 km, ini untuk menjaga kelancaran berkendara. Sebab  semakin aus ban, maka daya gigit ban ke aspal semakin hilang dan ini berbahaya sekali terutama saat jalanan licin akibat hujan. “Jangan paksakan dengan kondisi ban botak untuk bepergian jauh. Karena bukan hanya berbahaya bagi diri sendiri, tapi juga bagi pengguna jalan lain” tutup Andri.

No comments:

Post a Comment