Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Syahrin Abdurrahman di Jakarta, Jumat, mengatakan, tiga kawasan perairan itu yakni Laut Arafuru, Laut Natuna, dan perairan sebelah utara Sulawesi.
"Ketiga perairan tersebut selama ini paling tinggi tingkat pencurian ikan oleh kapal asing karena kaya sumber daya ikan," katanya.
Menurut dia, Laut Arafuru kawasan Indonesia Timur merupakan wilayah perairan yang sangat strategis di dunia sehingga sering menjadi daerah migrasi bagi ikan dari belahan bumi utara maupun selatan.
Selain itu, kata dia, di kawasan itu juga subur dengan makanan bagi ikan, sehingga tidak salah jika di perairan setempat kaya sumber daya ikan.
Kondisi tersebut, kata Syahrin menjadikan negara-negara tetangga seperti Thailand, Taiwan, Philipina, Vietnam, Korea, Jepang maupun China banyak melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Indonesia khususnya di tiga kawasan tersebut.
"Oleh karena itu, pada 2011 tiga perairan tersebut akan menjadi prioritas pengawasan dari praktik `ilegal fishing` tanpa mengurangi pengawasan pada wilayah lain," katanya.
Salah satu upaya meningkatkan pengawasan di tiga perairan tersebut, terutama Laut Arafuru, menurut Dirjen PSDKP yakni dengan menempatkan satu pangkalan dan tempat pembuatan kapal.
Terkait dengan upaya menjaga kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan, pada 2011 Ditjen PSDKP akan meningkatkan peran serta masyarakat menjadi Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) perikanan yang berbasis desa, dan untuk tahap awal target 27 desa sebagai percontohan.
Pada 2010, menurut dia sebanyak 1.419 kelompok masyarakat nelayan telah bergabung menjadi Kelompok Masyarakat Perikanan.
No comments:
Post a Comment