Menurut Perry, pada tahun 2009-2010 inflasi bisa terkendali antara lain karena apresiasi rupiah walaupun saat ini telah terjadi kenaikan harga komoditas internasional dan domestik, tetapi belum bisa memengaruhi inflasi inti. Sekadar catatan, inflasi inti adalah hitungan inflasi yang mengeluarkan faktor harga energi dan makanan yang cenderung bergerak volatile.
Selain itu, dengan adanya kecenderungan capital inflow dan surplus neraca pembayaran, memang ada kecenderungan dari pasar bahwa rupiah menguat. Nah, Bank Sentral akan mencermati penguatan rupiah tersebut dengan dampaknya terhadap inflasi, ekspor-impor, dan pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan yang akan dilakukan dengan pengendalian stabilitas nilai tukar ialah melalui intervensi valas dan juga pengendalian capital inflow jangka pendek," kata Perry. Menurut Perry, Bank Sentral dan pemerintah akan terus melakukan koordinasi terutama untuk volatile foods agar tidak mengganggu ekspektasi inflasi yang dapat menyebabkan kenaikan inflasi inti. (Kontan/Nina Dwiantika)
No comments:
Post a Comment